Monday, December 15, 2008

Puteri Impian

Ini bukanlah cerita dari seorang bintang.
Ini bukan pula sekadar cerita cinta, lebih dari itu..
Ini adalah cerita tentang cinta.
Kisah puteri yang menapakkan kakinya di tanah kelahiran yang sangat dicintai..

Dimana ia memiliki kehidupan yang takkan pernah disesali, kehidupan dengan 1001 romansa hingga akhirnya ia bertemu dengan manusia biasa. Terkutuklah hari itu, ketika sang puteri tidak kuasa menghindar dari ciuman si manusia biasa. Satu kali terdiam, dan yang kedua membalas, lalu berusaha mengelak. Hari berjalan, dan masyarakat di pinggiran kerajaan masih menjalankan kegiatan kesehariannya. Puteri memiliki teman yang bisa ia bawa ke kerajaan untuk dikenalkan kepada sang Ratu, Raja, dan Putera Mahkota. Tapi hanya sebagai seorang kenalan, tak lebih dari itu. Ia tak sanggup mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa diantara mereka berdua kini bersemayam sebuah cinta. Hanya Tuhan dan mereka yang tahu. Andai saja ia bukan berstatus seorang puteri.. andai saja puteri juga manusia biasa..

Puteri bersekolah di suatu lingkungan ekslusif, sebuah lembaga terpandang di negerinya. Dan di tempat itulah kali pertama ia bertemu pandang dengan si manusia biasa, di hari pertama saat si manusia biasa pindah melewati musim panas di satu sekolah yang sama. Sekilas, putri melintas, dan untuk seumur hidup moment itu akan berbekas. Si manusia biasa terpana dengan segala keindahan yang melekat pada diri sang putri, sweater oranye yang ia kenakan. Bertualang hari, keduanya menjadi penyemangat satu dengan yang lain. Tak peduli harus menaiki kereta labu, kuda, atau berjalan kaki, perjalanan ke sekolah maupun pulang terasa cepat. Puteri tetap menjadi pusat perhatian, kemanapun kakinya melangkah. Termasuk perhatian si pangeran kodok.

Masa yang diberikan kepada si manusia untuk bersekolah di tempat itu sudah habis. Ia harus pergi untuk mengunjungi tempat yang lain. Musim panas telah berakhir, disulap menjadi musim paling indah yang pernah ia alami. Musim panas yang memiliki original soundtrack tersendiri. Sebuah lagu pengiring yang dapat menggambarkan bayangan sang kekasih ketika keduanya terpejam, dalam lamunan maupun lelap.

Tidak ada yang berubah, semua masih indah.. musim gugur, semi, maupun dingin.. kembali ke musim panas, semi, dan ini musim dingin di tahun kedua. Ketika tangis mulai menjadi hujan membentuk telaga dalam kubahan hati yang cacat. Angin dingin menyilet pori-pori si manusia biasa, dan dedaunan sisa musim gugur tak jua tersapu. Ia mencium aroma kegelisahan. Musim dingin di tahun kedua, si manusia biasa telah memutuskan untuk tinggal di negeri yang sama dengan sang putri. Bahagia memang jika jarak yang memisahkan itu sangat dekat. Setiap hari, yaa setiap hari manusia dapat mengantarnya, menjemputnya, menjenguknya.. Satu dunia berpihak kepadanya, dunia itu fana, ya fana.. karena akhirnya..
Sang Putri mengirimkan sepucuk surat. Tanpa meminta tolong seorang ajunda. Langsung, dengan geratan wajah paling tegas, sedingin musim itu.. ia berkata telah memutuskan untuk memilih seorang pangeran, dari golongan yang sama. Namun ia berkehendak untuk tetap berada dekat si manusia,
ia harus berkorban. Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk..

Manusia biasa.
Manusia biasa marah, tidak terima dengan kenyataan. Ditinggalkan adalah perasaan kalah yang paling nista. Ada apa dengan sang puteri? Manusia biasa memutuskan untuk tetap tinggal, diam, dan mengamati. Terpancar rona kesedihan dari tulang pipi kekasihnya yang semakin menonjol, memipihkan wajah menjadi lebih tirus.. Ooh, my God, rupanya pangeran yang dipilihnya adalah pangeran kodok (GOD, please.. give si manusia biasa a strength!!) Siapa lagi kalau bukan si kodok yang pengen ditonjok?? Jadi selama ini, pangeran kodok belum menyerah? Dengan segala penolakan yang sudah menghujatnya untuk pergi. Bukan pangeran kodok kalo gak ngotot. Pangeran kodok mengirimkan upeti untuk disuguhkan kepada kerajaan sang putri. Pangeran kodok mendramatisir keadaan bahwa betapa lemahnya ia tanpa sang putri. Pangeran kodok mendoktrinisasi para insan kerajaan supaya merasa iba, kasihan. Pangeran kodok, pantas saja engkau dikutuk sebagai kodok. Dan sekarang, dengan obseSIALANnya, pangeran kodok menang.. Rakyat meminta rakyat melakukan kudeta.

Di balik jendela sebuah puri.
Aku hanyalah seorang putri yang mempunyai tanggung jawab terhadap negeriku. Aku tidak punya apa-apa selain cintaku pada sang manusia biasa dan seluruh isi kerajaanku. Hanya mereka yang aku punya, dan akan kupertaruhkan apapun demi keagungannya. Aku harus memilih, dan itu hanya satu. Walau harus kusakiti hatiku, walau aku harus dibenci orang yang paling kucintai. Ini bukan sebuah roman atau panggung sandiwara, ini adalah nyata. Kepahitan yang harus ketelan sebagai racun. Aku tidak mempunyai pilihan, itu kenyataannya. Bahkan, ibu peri dalam cerita Cinderella pun belum muncul. Kemana ia? Aku juga butuh pertolongannya. Aku butuh sebuah kunci. Tidak ada yang tahu kemana aku sembunyikan kepingan perasaan yang aku miliki. Rakyatku tidak perlu tahu. Mereka hanya perlu melihat kebahagiaan seorang bangsawan. Walau harus kugadaikan masa depanku. Aku hanya butuh sebuah keajaiban yang bisa mewujudkan semuanya, walau waktuku tinggal hitungan bulan, tak lebih dari bulan ke enam tahun depan.

Sang kodok yang sudah tenggelam dan mengapung kembali
Sang kodok berlogat medok.. Grok grok grok.. dialah pemenangnya. Untuk saat ini, belum ada yang menjadi pemenang sebelum juri memutuskan. Semua masih berdoa, puteri, kodok, dan manusia. Hahaa berlomba demi sebuah kata bertuliskan kebahagiaan. Pangeran kodok, mungkin dia baik, tapi dia jahat karena telah mengambil sang puteri. Pernahkah ia bertanya secara langsung, apakah sang puteri memilihnya karena perasaan? Apakah ia pernah melihat tatapan penuh kasih? Apakah kepalanya pernah dielus belaian lembu jemari sang puteri? Apakah semua hanya obsesi, yang menimbulkan rasa posesif karena tak ingin kehilangan apa yang sudah susah payah ia dapatkan?

Manusia biasa
Ia tidak tahu siapa yang harusnya menyerah, tapi akhirnya manusia biasa yang menyerah. Mungkin ini adalah kesalahannya hingga sang puteri terkena kutukan sang dewa.. Tak seharusnya ia memulai sesuatu yang harus diakhiri. Merusak kehidupan sang puteri. Hingga semua pihak menjadi terluka.. Manusia akan pergi, tapi tidak saat ini, tugasnya belum selesai..

Cerita selanjutnya masih akan tersambung setelah waktunya tiba.

3 comments:

Anonymous said...

waaah terus gimana lanjutan ceritanya .. gw tunggu ya. Manusia biasa dan pangeran kodok?

Yang satu manusia, tapi biasa aja. yang satu lagi kodok, tapi statusnya pangeran .. hmm .. pilihan sulit kekeke

Unknown said...

damn, this is really good.
im ur fans lah vi.

i think its more easy klo manusia biasa, sang putri dan pangeran kodok have the power to let go, ikhlas..
and by the end, happiness will happen to all of them. :)

but, that is just a concept. what will happen in this kingdom, we never know..

so i'll be waiting for the next story, when that time comes.. :)

Anonymous said...

haha.. tetep aja lebih baik manusia harus berpasangan dengan manusia dong.. masa sama kodok??