Monday, December 15, 2008

menjadi rutin rutin adalah menjadi bodoh?

Mungkin saya gak sepintar orang-orang yang selalu menyempatkan dirinya yang lelah untuk membaca buku (tanpa mengatakan saya itu bodoh lho ya walaupun saya gak suka baca buku, haha pembenaran), atau berwawasan luas seperti mereka yang sering bersosialisasi dengan mahluk indah lainnya (banyak orang bilang saya ansos atau autis, but they think they know me but they have nooooo idea).. jadi mungkin saya hanya berkomentar sesuai dengan kapasitas otak yang sok tahu.

Bapak Daus dari atas sana beberapa kali menyiratkan sesuatu, mungkin tentang dia yang tidak ingin didikte rutinitas atau kegerahan dikelilingi tembok tebal.. “menjadi rutin adalah menjadi bodoh”. Haha, tiba-tiba gue kesambet hobi lama, yaitu bengong. Meratapi nasib beberapa hari kebelakang, sibuk. Lalu ada yang mengganjal, kebiasaan yang sering muncul.. 2 kepribadian, seperti zodiak yang melambangiku.

Sewaktu-waktu saya menjadi tipe, “Gimana nantilah”.. tapi beberapa saat kemudian gelisah lalu beralih memikirkan hal sebaliknya, “Nanti begimana yak?”. Kalau saya gak punya Tuhan, kalau saya gak punya keluarga, kalau saya tidak punya ketakutan, saya akan melakukan apa yang banyak orang lain tidak ingin lakukan. ---(tulisan ini tertunda hampir 10 jam)— daan taraaaaaa I’m back, parah parah kerjaannya lagi banyak bener..

Sampe mana tadi? Lupa..masih puyeng sama urusan yang tadi, hehe. Tapi saya sempetin dulu lah sebelum pulang. Pokonya intinya, saya gak tau apakah menjadi rutin adalah bodoh, tapi menurut saya (maaf ni kalo salah, namanya juga anak bau kencur), menjadi bodoh adalah mengerjakan hal yang dia gak suka padahal gak memberikan keuntungan apapun pada dirinya.

Lain halnya dengan mengerjakan sesuatu yang dia gak suka tapi sesuatu itu memberikan keuntungan untuknya. Itu namanya bukan bodoh,, apa ya istilahnya.. aha, kurang pintar!! Hahaha sama aja ya, dasar goblok gue.. Yah ga tau lah, ko jadi serius gini? Pengen ketawa jadinya.. Intinya itu adalah hal yang sangat manusiawi. Justru karena itulah mereka terlihat sangat manusia. Yaaah, setiap orang sih punya hak untuk memilih. Mau didikte rutinitas kek, mau membebaskan diri seenaknya kek.. asalkan dia bahagia dengan segala keputusannya.. Kita gak perlu jadi terlalu pintar, tapi kita harus selalu bahagia. Mungkin beberapa minggu yang lalu, saya merasa bahwa bekerja adalah hal yang sangat menyebalkan. Bagi saya yang tidak pernah menikmati saat bersantai bahkan sebelum hari wisudanya digelar. Setiap pagi dengan melawan rasa kantuk mengarungi lautan kota jakarta, tidak sempat bertemu dengan matahari yang masih malu-malu, dan pulang ketika matahari sudah diusir dari awanku karena malu-maluin. Merasa sucks. Ditambah masalah yang lain (haha, yang ini mah curhat colongan, najis).

Tapi, suatu saat saya berdoa pada Tuhan, minta diberikan kesibukan yang luar biasa, sampai saya gak bisa memikirkan hal lain. Kenapa meminta hal yang sebenarnya saya benci? Karena saat itu saya membutuhkan suatu kesibukan yang teramat sangat. Dan ternyata doanya dijawab (syiiiit, dijawabnya beneran siah, parah).. Tapi ternyata apa yang dijalanin itu jauh lebih enjoy (atleast untuk saat ini).. Kali ini menjadi rutin bukan menjadi hal yang bodoh buat saya, hanya kurang pintar. Ada saatnya saya ingin keluar dari rutinitas ini, tapi sekarang belum saatnya, masih banyak yang ingin saya ketahui, masih banyak yang ingin saya hindari. Mungkin nanti, entah kapan. Orang yang pintar itu adalah orang yang bisa mengendalikan apa yang menurutnya memberikan kebaikan untuk dirinya, hehe.. saya pun ingin belajar ke arah sana. Orang pintar boleh munafik lho..

Tapi emangnya orang munafik itu bukan orang baik apa? Ada yang bisa jawab?..
Orang baik dekat dengan Tuhan, karena dalam film”, orang baik mati lebih dulu.. Katanya Daus, Orang kreatif juga dekat dengan Tuhan. Dan menurut saya itu sangat benar, karena mereka selalu dibisikkan oleh Tuhan tentang hal yang menarik, yang tidak biasa dibisikkan ke banyak orang lainnya. Yayaya, bersyukurlah menjadi orang yang kreatif. Karena kalian berbeda.

No comments: