Thursday, December 25, 2008

Puteri cantik dan Pangeran Kodok, #2

Baca dulu sebelumnya, part 1
Kesabaran dan ketabahan adalah hal yang paling tidak ingin putri rasakan. Setiap kali bersabar maka setiap kali itu pula muncul masalah. Putri itu bernama Maria, sama halnya dengan nama perempuan suci. Bayangan kekasihnya masih ada, tidak dapat dilebur dalam serpihan kekecewaan.

Ia sudah mulai menerima kenyataan bahwa Beeyan tidak dapat mengisi masa depannya. Padahal ia ingin. Dan kini, setiap harinya ada seorang lain yang mulai mengikuti gerak-gerik Maria, Pangeran ”Beni” Kodok. Sebenarnya Beni bisa dikatakan cukup baik (bukan tampang lho ya, tapi sopan santunnya). Masalahnya adalah, Maria tidak pernah suka, mau dipaksa ataupun cuma-cuma.. Sedangkan Beni dengan lihainya telah berhasil mencuri hati seluruh bangsawan kerajaan, hingga akhirnya berani meminta kesediaan ayahnya yang tersohor untuk mengunjungi Maria dan keluarganya. Beni mulai memiliki firasat bahwa ia akan dapat mempersunting Sang Putri dalam beberapa bulan kedepan. Dan saat ini adalah waktunya untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan rapih. Setiap hari Beni mengunjungi Ibu Suri, berbicara tentang tanggal pernikahan, kostum, undangan, hingga pernak-pernik untuk dibawa pulang oleh undangan dari seluruh penjuru. Ada 700 undangan yang akan disebar.

Beeyan hanya bisa meratapi kesedihannya sendiri. Menangis dalam istal kuda yang terletak di pinggiran halaman belakang kerajaan. Ia tidak sanggup mendengarkan setiap orang berbicara tentang pernikahan kekasih hatinya. Sudah waktunya bagi Beeyan untuk segera bangun dari mimpi dan bersiap ditikam oleh realitas. Andai ini mimpi, maka sudah dicubit dirinya sendiri untuk terbangun. Sialan. Ini tetap bukan mimpi. Atau bahkan dongeng dimana sang Pangeran Kodok berani-beraninya mendekati Putri Cantik. Bagaimanapun juga Beeyan tidak memiliki daya. Tidak ada semangat. Hidup segan, matipun tak rela. Beeyan tabah dan mulai sadar bahwa ia harus memulai kehidupan yang baru. Kehidupan seperti apapun dimana tidak ada jejak sang putri.

Hujan, bahkan langit menangis untuk beeyan yang berpikir bahwa ia telah dizalimi sebongkah cinta. Sebuah perasaan yang diibaratkan seperti buah manis yang memiliki banyak biji beracun didalamnya. Ketika biji itu tidak sengaja tersedak, maka siapapun yang memakannya akan mati perlahan. Beeyan salah, Maria pun menangis. Walau tampak bahagia, Maria tersenyum di atas penderitaannya. Maria tak kuasa melihat sang ayahanda yang terbaring di singgasana kerajaan. Ayahnya sakit, dan Maria mendengar permintaan sang ayah untuk menikah dengan Pangeran Beni. Ucapan dengan nada lemah yang keluar dari mulut sang ayah yang ia cintai, melebihi apapun di dunia ini. Maria merasa tersiksa dan mulai sadar bahwa ia telah membangun nerakanya sendiri, neraka untuk masa depannya.

Beni merasa lega. Puteri yang selalu dikejarnya itu telah luluh kepangkuannya. Dan berkata, ”Yes, I will”. Dan itu cukup. Hari berganti hari, Beni mulai overprotektif. Membatasi pergaulan Maria. Maria jengah. Ia pun mulai marah, tidak adil dan ingin berteriak TIDDDDDDDAAAAAAAAAAAAAAAAKKK. Overprotektif adalah suatu tindakan yang membatasi, bahkan ini terlihat seperti berusaha menutup semua akses pergaulan sang Puteri. Beni lupa betapa supelnya seorang Maria, yang memiliki banyak teman beserta cinta dari mereka. Beni lupa bahwa ia sudah berteman dengan mereka jaaaauuh sebelum ia mengenal Beni. Cukup sudah dengan menjauhkan Maria dengan Beeyan. Apa itu masih kurang? Bahkan Maria pun rela menyakiti hatinya karena ia telah menyakiti orang yang telah ia cintai.

Beeyan merasa dunia sedang tidak berpihak kepadanya. Hanya bisa memutar balik seluruh memori yang dimilikinya dengan Maria. Maria yang sangat perhatian. Maria yang tidak pernah bosan bersamanya. Maria yang membuatnya tertawa tiap kali berbicara. Kehilangan perhatian Maria sama saja melawan efek candu yang luar biasa. Merusak organ tubuh yang penting. Ia ingin bertemu Maria. Tak peduli apakah Maria masih memiliki cinta untuknya atau tidak. Yang penting ia masih mencintai Maria. Selamanya.

Beeyan diacuhkan. Pedih. Beeyan ingin menghilang supaya dicari. Beeyan ingin dipedulikan. Beeyan ingin mati, bunuh diri pakai peniti. ”Pernah kau berpikir betapa rusaknya hari-hariku?”

Maria tidak sanggup lagi, cukup! Beni mulai keterlaluan. Pangeran sialan. Mengapa keluargaku sangat menyukainya? Tuhan, apa yang harus Maria lakukan? Dipanggilnya sebuah kacung kerajaan. Sudah saatnya ia mengadu pada Beeyan. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sekarang, setidaknya Beeyan harus tahu apa yang ia rasakan saat ini.
bersambung.

2 comments:

Unknown said...

Beeyan, itu yg nama yg aneh, seperti bara dan tara.. haha

wahh,, si beni itu bkin ilfil si maria ya, runyam jadi nya.

moga2 maria d beri kekuatan untuk membereskan semua ini, dan doa buat beeyan juga.

Vintya Yamin said...

Lo pan tau O, saya kalo bikin nama terkadang suka aneh (kebayang gak nama anak gue siapa) haha, ntar muncul lagi orang keempat, tapi setelah #4 kayanya. Too much conflict there.. i cant control my emotion either. Fcuk with them, hehe!

o, video "Hanya" dong, tersu stel di fb personelnya ya, haha. Tailernya aja..