Monday, June 7, 2010

kamu

Ketika pada akhirnya saya melihat saya melalui bola hitam dalam kedua mata itu, saya telah menerima mukjizat hebat berupa perasaan terindah.

Jika pun saya seorang orator dunia yang bisa mengatakan "Lihat dia, lihat bagaimana saya melihatnya!!", saya akan lebih memilih untuk menyuarakan lantunan doa kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang menciptakan perasaan Maha Romantis ini.

Apabila saya diminta untuk menceritakan seperti apa kamu dan karakternya dalam satu kata yang mengagumkan, saya pun kesal dan putus asa. Saya tidak bisa, tidak mampu. Saya depresi untuk dibungkam. Karena pada kenyataannya, saya mampu menjabarkan kamu dalam rentetan kata yang tak terhingga, dengan raut wajah antusias luar biasa.

Saya tidak peduli berapa jumlah penduduk dunia yang berhasil disensus. Perhitungan menjadi tidak masuk akal karena ketika berdua, maka kita akan menjadi satu. Rumus paling sederhana adalah aku dijumlah dengan kamu sama dengan kita.

Saya tidak peduli berapa luasnya dunia, seberapa jauh kita terpisah oleh daratan dan lautan, karena saya yakin bahwa kita tetap melihat langit yang sama.

Saya ikhlas menerima kamu. Saya ikhlas menunggu selama ini dan entah sampai kapan, hingga saatnya keikhlasan ini menghadirkan kamu.