ketika jemari digerakan hati dan imajinasi, maka tidak ada kata permisi bagi siang dan malam.
Saturday, January 31, 2009
Ketika Tuhan Maha Tidak Romantis
Aku ingin mencintainya dengan sederhana
Kekuatan Super Muncul!!
satu Jakarta muka Dia semua
Setelah menutup telepon sekitar setengah jam lalu, tiba-tiba ada teman jaman kuliah yg colongan curhat via ym..setelah berbagi kisah, muncul keinginan menulis supaya kita bisa memikirkan bersama, tentang perasaan. Kekuatan hati dalam memutuskan kebimbangan. Dan pd jam2 dini hari ini, ditemani suara hujan, aku memutuskan untuk menulis, menuliskan sebuah cerita tentang cinta..
Tuesday, January 6, 2009
Aku dinodai binatang!! #2
Setelah hampir jam makan siang, gue mengunjungi salah satu teman di lantai yang berbeda. Beberapa menit kemudian setelah mengobrol dengannya, tiba-tiba gue inget akan satu hal.. Gue abis dicium binatang pengerat. Tapi gue masih bisa ketawa-ketawa sampai agak menangis (haha, bilang aja nangis), soalnya sekalian sambil gak rela kalo ngebayangin gimana si tikus mencoba untuk mencabut giginya pada ciuman mesranya yang kedua.. Pedih maknyus..
Terus temen gue bengong, dan dia menyarankan supaya gue segera pergi ke rumah sakit untuk suntik tetanus sesegera mungkin. Alhasil, kembalilah gue ke meja. Tak berapa lama kemudian, telepon di meja berdering, ternyata dari teman yang tadi. Dia menyarankan untuk ke dokter yang ada di kantor saja.. Okeeeedeeeeehh, biar kamu tenang ya..
Gue : “Hai Dok”
Dokter : “Ada keluhan apa, Vintya?”
Gue : “Abis dicium..”
Dokter : “Ah, becanda. Ada apa?”
Gue : “Beneraaaaann, tapi sama tikus.. 2 kali pula.. maut..”
Dokter : (mukanya agak-agak gimana gitu, mungkin khawatir..)
Gue : “Dok, kenapa??”
Dokter : “Coba sini saya tensi dulu” (kening mulai ngeryit).. “tekanannya rendah sekali. Kamu meriang?”
Gue : “Meriang sih belum, tapi kalo tangannya dingin kaya gini?” sambil memegang tangannya.
Dokter : “Waduh dingin ini.. udah minum obat apa? Udah kasih alcohol? Udah ini udah itu?”
Gue : “Belum.. belum.. belum.. haha”
Dokter : “Yaudah, kamu tebus obat ini di Apotek. Ke UGD aja sekalian buat dikeluarin darah racunnya”
Gue : (dalam hati gue berkata, Oh My God Oh My God, seriuskah doi????? -teenager labil mode on)
Dokter : “Cepetan ya segera ke rumah sakit. Coba liat dulu lidahnya”
Gue : (Sambil mangap), “Percuma, Dok.. abis makan vitamin C 3 biji, hehe”
Dokter : (mungkin gejalanya sudah kelihatan, pasien mulai aneh)
Yasudahlah, nanti aja.. gue ke PIM dulu.. tiba-tiba ada telepon dari nomor tak dikenal..
Gue : “Halo, siapa ya?” -à songong dan sok beken mode on.
Dokter : “Saya, dokter”
“Kamu dimana Vin? saya anter ya surat rujukan ke rumah sakitnya? Harus segera!”
Gue : “Emang dalam berapa lama sih dok?”
Dokter : “Dalam 24 jam gak disuntik kamu bisa kejang”
Gue : “Tenang dok, baru 12 jam, kita masih punya banyak sisa waktu” (Berusaha menenangkan, haha) Nanti aja.. ini kan mau makan dulu.. Emang kenapa sih, Dok”
Dokter : “Ini bukan nakut-nakutin lho ya.. kamu bisa gagal ginjal”
Gue : dengan perhitungan belum menikah dan belum pernah ngeliat orang yang pipis sambil salto, akhirnya gua bilang “Siap, Segera, LAKSANAKAN!!.. nanti saya segera ke rumah sakit. Tapi tetep ya abis makan, hehe”
Baliklah gue ke kantor, minta ijin ke Pak Bos.. dan pergi sendirian ke rumah sakit. FYI, kondisinya badan gue udah mulai dingin aja.. Dan akhirnya, sampailah gue di UGD RSPI (lokasi sebenarnya)..
Gue : “Suster, saya mau daftar”
Suster : “Keluhannya”
Gue : “Digigit, Sus”
Suster : “Digigit apa?”
Gue : “tikus..”
Suster : “Apa”
Gue : “tikussss”
Suster : “Hahahahaha, kasih aja nih ke Dokter ….
(u don’t know who, panggil saja Voldemort- bukan nama sebenarnya)
Dok : “Gak cuci kaki ya sebelum tidur?”
Gue : (Wah sok asik nih dokter, sekate-kate die!!), “Sapa bilang di kaki dok?”
Dok : “Terus dimana?”
Gue : “Di tangan, nih!!” (sambil memperlihat tiga tusukan)
Dok : “Suster tolong ambilkan, … … … … “ (dalam hatinya mungkin menghujat, “Lebih Jorok Begoo!!”)
Gue : “Masih belum kenapa-kenapa kan, dok?”
Dok : “Emang kamu kenanya jam berapa?”
Gue : “Kira-kira masih 14 jam yang lalu lha, tenang aja ya dok” (tetep lho gue sok nenangin)
Dok : “UDAH LEWAT 10 JAM TAU!!!! Batasnya kan Cuma 4 jam”
Gue : “Whaaaattt@@@???!!!”
Dok : “Suster ambil suntikan!”
Gue : (sambil memberikan tangan ke arahnya)
Dok : “Kata siapa di tangan? Di pantat”
Gue : (Anjrit sue banget gue, sueee!!!)
Dok : “Ngomong-ngomong, tikusnya putih atau tikus item?”
Gue : “Yang jelas, dia jelek banget dok.. Awwwwwwwwwwww”, (tertusuk yang ke 3 dihari kelabu)
*Moral : Kata temen gue, ngapain lo vin ke gudang? Nyabu? Haha,, bangke lo Probo!! Iya juga sih, macam ratapan anak tiri aja tidur di gudang.. Dan, sampai saat ini (6jam pasca penyuntikan, pantat gue masih sakit.. parah,, salah kasih serum kali ya.. kacauu… Oya, Vintya mengucap terimakasih karena dokter di kantor gua sudah mau panic dan berusaha membujuk supaya gue ke rumah sakit, walaupuuuunn ternyata udah lewat batasnya.. mudah”an aja gapapa.. kata dokter yang di rumah sakit, masih ada kemungkinan infeksi lho, hahaha… sok tenang mode on.
Well well well, don’t know don’t cares who knows who cares (PLEASEEEE, lafalkan dengan nada teenager labil dimana bagian who caresnya agak dilengkingkan, hahaha)
Aku dinodai binatang!!
Aku dinodai binatang (dalam arti sebenarnya).
Suatu malam di Januari yang paling kunanti.
Dalam mimpi aku melihat tanda tangki bensin ku sudah mulai habis, dan aku mulai merasakan firasat buruk. Aku juga melihat sederetan angka yang terlihat jelas..
Setelah lewat tengah malam, aku memutuskan untuk merelakan tertidur dalam ruangan gelap dan kotor, aku tidak peduli. Tidak ada yang menyuruhku pindah, dan tak ada pula yang bersedia menggendongku, mengantar tidur ke tempat yang lebih layak.“Aww”, bahkan dalam tidur aku bisa berteriak kesakitan. “Awwwwwwwwwwwwwwwww”, teriakan kedua berhasil membuatku terjaga. Sakit boooookkk.. Bangke! Bangke! Bangke! Aku ternoda, oleh binatang yang paling menjijikkan, yang selalu aku hindari, yang selalu aku maki. Tangan kiri gue (didaerah bawah ibu jari), di gigit Tikus!!!! What???!!! TIKUS!! Jahanaaaaaaaaaammm, biadaaaaaaaaabb!!! Mama, anakmu.. anak gadismu dinodai..
Eh tikus sialan! Beraninya sama cewe, pas lagi tidur lagi!!.. Lo gak liat ada orang yang tidur gak seberapa jauh dari gue? Yang lebih dekil, item, ileran, dan belum mandi?.. Kenapa yang lo gigit bukan saudara gue aja sih? Mulai dini hari itu, aku tak akan berhenti mengutukmu, seperti saat Tuhan mengutuk iblis saat diturunkan ke bumi.
Salah gue sih emang kenapa ketiduran di ruangan setengah gudang? Tiada daya dan upaya untuk pindah ke kasur yang empuk. Tapi, gue gak pernah abis pikir, gue gak pernah melukai kaum tikus, tapi kenapa tikus biadab itu begitu kejam, menciumiku hingga dua kali (mana yang kedua lebih sakit! Inget ya, lo masih punya urusan sama gue). Dan, begitu saja kabur begitu aku terbangun, meninggalkan tiga tusukan dalam yang kini berwarna merah, seperti gigitan vampire pengerat.
Dalam hidup gue, sudah ribuan kali gue mengatakan bahwa gue paling ogah sama yang namanya anjing dan tikus. Kenapa anjing? Sebenernya gue suka banget sama anjing, ngeliat mereka bermain dengan tuannya. Tapi entah kenapa anjing selalu gak suka kalau ngeliat gue, bahkan pernah ada yang mengigit (cerita tentang anjing pernah gue mentioned dalam www.vintyabodhi.blogspot.com dengan judul “Titisan dewi kucing). Jadi yang punya masalah itu ya anjingnya, bukan gue!! Mereka ogah dan memunculkan hawa pembunuh tiap ngeliat gue. Dan, tikus?? Dari masa kecil hingga dewasa, tidak pernah barang sedetikpun gue merasa jijik sama kaum mereka. Boook, ngeliat cara jalannya aja udah nyebelin, bertingkah banget tau gak? Dan sekarang, aku pernah digigit kedua binatang itu..
Entah-entah-dan entah.. Mungkin, kini ada dua racun mengalir dalam darahku. Rabies dan Rubela/Pes..Kesialan ini harus segera dibayar, diganti dengan kegembiraan yang luar biasa. Tuhan, janji ya???
Plis janji dong..
*Ternyata deretan angka yang ada dalam mimpi gue itu adalah nomor rekening temen kantor gue, Boookkkk? hahahaha hebat..
Friday, January 2, 2009
last note from bee
Tanpa tahu dimana saya akan melewati malam terakhir di tahun ini, setidaknya saya sudah mengambil keputusan yang paling tepat. Bulan tidak butuh pekikan antusias manusia dibawahnya. Pada akhirnya manusia akan berharap keberadaan bulan suatu saat, ketika malam sudah sangat gelap. Ketika redup dan terangnya sinar bulan sudah sangat terbiasa untuk melengkapi malam. Walaupun tetap saja bulan terlihat tidak menarik. Padahal bulan selalu hadir setiap hari, manusia saja yang tidak menyadari ketampakan bulan. Aku hanya perlu menunggu satu bintang itu. Bintang yang tepat berada di samping bulan menjelang awal 2009.
00.00
00.01