Sunday, December 28, 2008

Dunia tanpa lagu

Kemarin ada yang ngasih gue cd BCL.
Ada beberapa lagu yang gue suka di album itu soalnya, hehe. Salut buat mereka yang bisa mencipta lagu, baik lirik, dan terlebih lagi musik. Irama apa yang mengalun dalam pikiran mereka sehingga tercipta ketukan-ketukan not yang dirangkai menjadi lantunan yang terdengar menyenangkan di telinga.. misal pada bagian, ”Bagaimana bila aku cinta kau, dari kekuranganmu hingga lebihmu” – Tentang Kamu. Walaupun belum pada tahap sedang mencintai, tapi gue bisa ngerasain bagaimana perasaan seseorang yang merasa gak kuasa jatuh hati pada seseorang lain dengan segala sesuatu melekat pada dirinya. Bagus. Bagaimana dunia tanpa lagu? Walau musik bukan jalan hidup gue (hehe, gue selalu bilang kaya gini karena gue bukan tipikal orang yang beli cd atau kaset, copy lagu di mp3, download video atau lagu, pengumpul lirik, dll..), tapi hidup bakalan makin hampa kalo tidak ada soundtracknya.

Setiap orang pasti pernah mengclaim bahwa ”Wah ini lagu pas banget dengan gue/keadaan gue” atau ”Ini dia lagu pengantar bunuh diri paling indah”. Bahkan saat terdiam pun, bergumam penuh nada bisa menjadi teman. Sayangnya, gue gak bisa main alat musik. Sayangnya, gue udah lupa sama yang namanya not balok. Sayangnya, gue gak punya kemauan lebih dan tertarik mengeksplore sebuah musik. Mungkin apabila ”tidak sayangnya”, akan tercipta banyak lagu untuk menggambarkan setiap moment. BENG BENG, asik berat hidup ini. Sayangnya, suara gue gak bagus-bagus amat (gue gak rela kalau harus didaulat sebagai manusia yang tidak tahu nada, haha), coba kalau iya?? Mending alih profesi jadi penyanyi yang bisa ngomong, ”Yang di sudut sana!”, atau ”Bisa bantu angkat tangannya”, ”Bisa bantu saya nyanyi?”, atau ”Say!” yang sedang konser, hahaha.. itulah yang sering dilontarkan band-band papan atas dan artis terkenal ibu kota lainnya dari atas panggung gembira. Kemudian segera menyihir para penonton yang hadir maupun dilayar kaca untuk mengikuti apa yang diminta.. tak jarang pula mereka dielu-elukan, bahkan dirindu saat sempat absen tampil.

Hahaha, sumpah gue pede gila. Sempet waktu itu pas gue bareng temen-temen lagi ke suatu Lounge di daerah Kemang, ada penyanyi yang menemani para tamu kan tuh. Terus tiba-tiba aja ada temen yang berinisiatif (baca : menjebak) dengan berteriak, nih ada yang mau nyanyi nih. Si penyanyi bilang, ”Ya silahkan.. siapa?”.. Gue uda punya firasat buruk, apesnya disitu gak ada buku (gaya pura-pura kalo gak ngeliat kalo bu guru nanya ”ada yang mau ke depan buat jawab” MODE ON). Dan berhubung nama gue udah disebut dan semua mata sudah memandang gue dengan antusias, yasudahlah. Mungkin gue kepedean ya jadi orang, haha.. tapiiiii gue gak rela kalo gue dipandang sebagai orang yang gak berani. Hahaha.. Dan setiap langkah yang gue langkahkan menuju standing mic, setiap pula aku semakin yakin bahwa para tamu itu akan mendapatkan kekecewaan yang maha dashyat apabila mendengar nyanyian merdu gue (jangan bayangin suara gue gak ok ya, hanya saja tidak sebagus KD atau 2 diva lainnya (makanya namanya 3Diva, kalo suara gue se-oke mereka pasti gue uda dipaksa gabung, sempet ikut berantem sama Erwin Guttawa, hehe).. Dan lo tau apa booooookkk? Gue nyanyi dua lagu aja lho, haha nambah, najis.. Setelah gue selesai nyanyi, alhamdulillah masih pada gak enak hati memberikan tepuk tangan. Yayaya, makasi ya..

Tapi salut sih sama BCL. Dia kan dulu artis sinetron banget pan tuh.. Tapi sekarang bisa total merubah image jadi penyanyi aja gitu, good.. suaranya lama kelamaan juga jadi enak didenger.. Nah sekarang bagi gue untuk menemukan jalan hidup. Apa yang ingin gue kerjakan, yang bisa disetarakan dengan hobi.

No comments: