Friday, January 25, 2008

Marketing Communication

Mari bersantai sejenak sambil menerawang bagaimana proses lamaran kita nanti. Atau, bagi yang udah pernah merasakan berpacaran, kenang kembali bagaimana proses Katakan Cinta yang pernah kamu alami. Dan, bagi yang PMDK alias Pendekatan Mulu Dapet Kagak, coba berjalan dan berdiri di depan kaca, kemudian telusuri apa yang masih kurang dari kamu. Banyak! haha..

Nah, hal-hal kecil tadi dapat juga dikategorikan ke dalam contoh marketing. Coba deh perhatiin, kejadian-kejadian dipengaruhi kepiawaian diri dalam menjual dan mengkomunikasikan apa yang kita punya supaya berhasil dalam menjalankan sepak terjang di dunia percintaan (?!apaan sih). Okey, sebelumnya, apa sih yang ada di pikiran kamu tentang marketing? Sekadar proses jual-beli? Dapet profit? Sorry man, marketing gak sesempit itu. Kalo sebatas itu doang sih, kamu cukup membayangkan tukang obat yang berteriak menawarkan barang dagangannya. Jadi, marketing itu apa dong? Apa perbedaan antara marketing communication dengan marketing yang dipelajari di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi? Well, dengan pengetahuan yang alakadarnya ditambah unsur sotoy yang teramat sangat, saya akan berbagi pengalaman selama kuliah di Konsentrasi Marketing Communication (MarComm).

Tak kenal maka tak sayang, giliran udah gak sayang malah sok gak kenal (?!apaan sih). Oleh karenanya, mari kita lihat definisi marketing. Menurut Kotler (Bapak Pemasaran Terkemuka,), marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Intinya, di dalam pemasaran terkandung beberapa unsur, yaitu needs and wants, demand, transaction, value, dan satisfaction. Namun, dua unsur terakhir tersebut menjadi faktor terpenting. Karena pada intinya, marketing bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan bagaimana cara membina hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu lama. Jadi, lupakan jargon “Lu orang ada uang, oe ada barang”. Kita ganti dengan kalimat yang lebih menyenangkan, “Lu boleh cek di toko sebelah, barang oe oke punya.. So, Lu orang senang, jualan oe pun laku keras ha.. (logat koko toko)”.

Bagaimana pun juga, seorang pemasar tidak hanya harus mampu menghitung dan menjual produknya supaya laku di pasaran. Dia harus mampu mengkomunikasikannya, pahami dan tanggapi apa yang diinginkan pelanggan, buat pesan semenarik mungkin (tentunya sesuai dengan kualitas produk, kalau tidak sesuai mah namanya kebohongan publik dong), tawarkan dan jual apa yang kita punya dengan menggunakan saluran-saluran pemasaran yang tepat agar meraih keuntungan yang sebesar-besarnya serta tercipta kepuasaan dibenak konsumen. Dan yang terakhir, bina hubungan dengan pelanggan dan timbulkan kepercayaan supaya mereka tidak kabur. Dengan demikian, marketing dapat diibaratkan sebagai proses “berburu”.

Nah, beda banget kan sama marketing yang ada di jurusan Manajemen? Mahasiswa komunikasi mempelajari bagaimana cara untuk berkomunikasi, bukan berhitung. Masih belum bisa menangkap point-nya? Sesuai dengan peringatan di atas (bahwa tulisan ini disertai dengan unsur ke-sok-tahu-an). Maka ada baiknya jika Anda menghubungi dosen-dosen konsentrasi pemasaran untuk keterangan lebih lanjut (Ingat, ini anjuran keras!!).





Logo himpunan Manajemen Komunikasi Fikom Unpad




Tulisan saya di atas tadi sempat dipublikasikan di in-house journal-nya jurusan Manajemen Komunikasi di Fakultas yang gua pelajari. Tujuannya sih supaya anak-anak kelas bawah bisa mengenal apa itu Marcomm lebih lanjut. Kenapa gua membahas hal ini di blog? Karena gua bener-bener suka dengan marketing. Gua merasa gak salah pilih konsentrasi. Walaupun sebenarnya apa yang gua dapetin di bangku kuliah sih gak terlalu sesuai dengan ekspetasi awal. Tapi justru karena keadaan itulah yang menuntut gua untuk belajar sendiri, cari tahu sendiri. Menyelami dunia marketing, banyak hal menarik, cerita menarik. Sekarang gua udah di semester-semester akhir (mudah-mudahan yang terakhir), minim banget bekel yang gua punya buat menghadapi dunia di luar sana.

Tapi, kok gua merasa jadi kayak anak SD yang baru masuk sekolah lagi setelah liburan panjang usai. Gua jadi antusias, berlomba menceritakan dan menunjukkan hal yang dialami selama liburan, dan kepengen tahu apa yang gak gua alami dari cerita temen-temen SD. Gua pengen tahu dan gak sabar menghadapi dunia kerja, dunia praktek yang sesungguhnya. Yakin bisa menghadapi dunia itu? Emang gak beban? Hehe, dari pertama kali gua milih konsentrasi ini, keyakinan pada diri sendiri menjadi hal yang penting bagi gua.
Menjadi pemasar yang baik, strategik, dan licik termasuk ke dalam salah satu keinginan gua. Coba pikir? Bagaimana bisa gua menyakini orang lain kalau gua belum bisa menyakini diri sendiri. Jadi, doain gua ya, semoga jalan gua dilancarin, dikasih dan ditunjukkin yang terbaik. Soalnya optimis sama takabur itu beda-beda tipi, wakakakak. Yah, gua doain lo juga kok, mudah-mudah hidup kita selanjutnya jauh lebih baik dari sekarang. Banyak kejutan di depan sana. Antusias? Takut? Nanti kita ceritain masing-masing ya di hari pertama kita sekolah nanti.

2 comments:

Detta said...

wah asik euy anak pemasaran..
gw juga lagi jadi kaya anak sd ni va di stumed haha.. :)

Anonymous said...

byabbott literature increasingly radically sequent csirocmcl vadodara lfkrk woods beverly insurance
lolikneri havaqatsu