Saturday, January 31, 2009

Aku ingin mencintainya dengan sederhana

Aku ingin mencintainya sesederhana mungkin.. Seperti kalimat dalam puisi tenar yang pernah aku lihat dalam seminar advertising di kota Bandung 2 tahun lalu.
Dan kalimat itu terlintas kembali ketika seseorang mengatakan padaku td mlm bahwa ia mencari pasangan yang bisa menerima apa adanya. As simple as that.
Banyak yang pernah bertanya, "sebenernya lo cari pacar atau cari suami? Susah bener! Apa sih kriteria yang lo tuntut? Kalo ky gini, gak akan pernah dapet! Manusia gak ada yang sempurna"
Lah? Gua juga tau kali, malih (kata bolot pd malih). Tidak ada kriteria apapun sebenarnya, fisik ataupun sikap. Tapi bukan berarti aku harus memilih karena terpaksa. Butuh suatu perasaan yang bermain, dari awal. Mungkin itu bisa dijadikan suatu kriteria bagiku, "aku harus suka dari awal".. Euforia untuk memutuskan ingin dekat dengannya dari pertama kali melihat.. Perasaan kagum untuk terpesona dengan segala yang melekat dalam dirinya, hingga menghapus segala persyaratan seperti yang sudah dimiliki oleh orang lain. Tidak peduli apakah dia itu tua muda kaya duafa pintar kurang pintar tampan ataupun biasa. Yang aku butuhkan adalah seseorang yang bisa aku kagumi dari awal.. Yang bisa menjadikan ia menjadi manusia paling tampan ketika aku melihatnya, yang bisa membuat ia terdengar pintar saat aku berbicara dengannya, yang bisa membuat parasnya terlihat awet muda, yang bisa membuat ia menjadi sangat kaya ketika aku yakin bahwa ia bisa menghidupiku dengan kebahagiaan. Aku hanya butuh itu, tidak lebih. Sebuah perasaan kagum dari awal. Lalu menuliskan cerita bersama jika ia ternyata memiliki perasaan yang sama denganku..
Perasaan deg-degan ketika mendengar namanya, perasaan gelisah ketika belum mendengar kabar tentangnya. Aku pernah merasakan hal ini. Dan ternyata benar, hubungan yang berlanjut kulewati tanpa syarat apapun. Karena aku memiliki bekal perasaan kagum.. Layaknya fans pada superstar, atau seperti makmum yang mengikuti sang imam..
Dan kini, sudah saatnya perasaan itu muncul kembali.

2 comments:

Anonymous said...

Subhanallah...
saya kagum membaca tulisan anda...
sungguh beruntung lah pria yang mendapat cinta dari anda...

terima kasih banyak, tulisan ini sudah memberi inspirasi dan semangat bagi saya yang sedang patah hati...

Teruslah berkarya...

Vintya Yamin said...

yah jangan patah hati dooong :), tapi gapapa sih, rasain aja sakitnya, ntar kalau udah capek patah hati, jangan lupa cari tukang urutnya ya..