Thursday, March 12, 2009

BlackBerry, "Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang dekat"

Tadi saya mampir dl ke kantor temen, jemput nona besar Rully yang tak lain sudah kuanggap sebagai saudara (one package : adik, kakak, bahkan tante), sekaligus menyempatkan bertemu teman jaman kuliah bernama Omay. Omay terlihat kurusan dan tetap cantik seperti biasanya, dress one piece biru itu mewarnai keindahannya.. Dan di samping kiri ku, duduk perempuan yang terlihat elegan, kecantikan muka dari golongan kaum berada, padahal polesan bedak dan gincunya mungkin sudah pudar sedari siang, haha. Rully dibalut stelan necis seperti biasa. Ya ya ya, apapun yg ia kenakan, pasti diberi nilai A.

Beberapa menit sebelumnya, aku melihat Rully, sedang menungguku, dibalut blazer baru kotak-kotak, rambut 3lapis warna yang sangat dibanggakan dibiarkannya terurai, kacamata Oakley hitam yang membantunya melihat semakin membuat ia terlihat WAW. Sedangkan Omay, ia menyambutku dengan teriakan lemah ketukan 3 per 4, "pipiii".

2 paragraf tersebut diberi judul, preface. (Request Omay setiap kali aku ingin menyampaikan sesuatu). 5menit sebelum ini, Rully menaruhkan comment dalam wall ku, menyuruh untuk menuturkan pesan dalam sebuah note, yang sempat menjadi topik bahasan kami selepas magrib.

"Blackberry, Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat"
Gadget ini cukup fenomenal, every BB in everycorner. Everyone using BB!! And Vita (one of my friend) named it Mainstream.

Entah knp beberapa hari terakhir ini, banyak yang menganggap bahwa punya BB itu gak lebih dari sekadar kemakan jaman. Tapi apa benar? Benar!! Yaiyalah, ga semua orang berperan sebagai Inovator atau pengadopsi awal yang berani memakai barang pretest pasaran, as trendsetter. Ingat, masih ada major adopter, bahkan sampai Laggard (si pengikut yang bisa dibilang "eh kemane aje loh boook baru pake nanti"). Jadi, pasti seiring perkembangan jaman, beberapa orang melihat-lihat keadaan dan fungsi bagi mereka..

Ketika semua orang di lingkungan lo pakai BB, lo akan tertarik menggunakannya. Termasuk saya. Perbedebatan antara Rully dan Omay serta saya,

Omay : iya, aku sempet kepikiran buat pake BB, tapi pacarku bilang ntr harganya jatoh (based on pengalamannya menjual PDA). Mending beli hp biasa yang ga neko-neko.
Rully : ngapain juga mikirin yang nanti-nanti. Masa lo baru mau beli barang tapi uda mikirin niat mau ngejual?
Vintya si pengamat : mengangguk.

Omay : iya sih aku juga ngerasa banyak aplikasi bb yang bisa kepake.
Rully : iya apalagi kan ada bb messenger, jadi murah sesama pengguna bb.
Vintya : (dalam hati, sebenernya saat ini uda banyak org yg install e-buddy, so they could connect and chat with others through YM. itu uda menjamur banget)

Intermezo pengamatan gue :
Gue belum pernah mengeluh semenjak pny bb.. BB bagi gue itu supir friendly bgt. Bahkan gue bs menggunakan fasilitas voice note di bb messenger saat macet, ujan, bosen, harus fokus ngeliatin mobil kanan kiri yg uda mepet. Dan bagusnya, voice note gak bayar! Dan salah satu alasan yg paling mendasari knp gue pgn pk bb adalah, gue merasa bb is a tool for killing boring moment or time. Saat bengong gak karuan di rumah kakek (gue numpang ya), gue bisa nulis blog dan lgsg publish, update anytime, tnp fasilitas connect internet. Atau Rully jg jd bisa push email kantor untuk update kerjaannya disegala kesibukan yang ia jalanin.

Back to magrib's conversation
Rully : kan enak may jadi gampang dan murah, apalagi kalau lingkungan lo jg uda banyak yang pake. (Ya selama uang gak jadi masalah tentunya, haha.. Gila dah keluarga tauming!)
Omay : iya juga sih, jadi bikin deket tiap saat.
Vintya : tepatnya, "mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat"..

Ini based on pengalaman orang terdekat gue ya..
Nona besar Rully punya pacar yang tinggal jauh di negara antah berantah, tempat colombus mengira benua itu adalah negara india. Hubungan mereka menjadi sangat intens ketika sang pacar kemudian ikut menggunakan bb. Ya BBM, ya voice note, ya send foto, ya segala hal yang bikin gue kesel. Karena apa? Berisik!!

Inilah buah simalakama. Rully semakin dekat dengan teman-temannya sesama pengguna. Di lain hal? Gue jadi berasa nyupirin orang autis. Di sepanjang jalan pulang, dia asyik dengan BBnya, dalam hal ini BB berperan sebagai penjauh yang 'dekat'. Bahkan dia gak ngomong apa-apa! Bisu atau autis (haha, kalau yang bagian ini gue agak lebih sih, haha). Ya, semua pengguna BB memilki mainan baru yang akan selalu terasa baru bagi mereka. Penghibur di saat bosan, wadah ketika ingin menulis, pelepas rindu dengan yang selalu ingin dilacak keberadaannya, menyapa yang lama, mencari berita dengan kecepatan browsing yg cukup lumayan, berbicara gratis dengan voice note, push email yang memudahkan pekerjaan kantor..

Bahkan mainan itu bisa menghibur saat di lampu merah. Ya, Kami menunggu lampu merah!! Benar, untuk mengecek mainan kami yang selalu menjadi mainan baru bagi kami. So, whatsoever with "mainstream", I really don't care as long as bb could be a goodfriend for me. Welcome to the autistic world! So, plis coba dl baru comment. Hehe, padahal kalo pinjem bb temennya juga jadi suka kayak yang munyain tuh.. Nyandu mas?? Narkoba kali

Hehe, tiap hari gue bisa nulis apa yang gue pengen. So, Rully?? Gimana? Note ini bisa menghibur kamu kah?? Anjrit tanganku kesemutan ga bs gerak. ini ngetik pk tangan kiri haha

No comments: