Sunday, April 11, 2010

bioskop termegah

Coba perhatikan dalam dunia yang berputar di sekitarmu. Seberapa kenalnya kamu dengan mereka? Hey! Mereka bisa jadi seorang saudara, kerabat, pacar, teman. Beberapa diantaranya menjadi luar biasa menarik sehingga kita penasaran dan terus menempatkan mereka untuk tetap ada di sekitar sini. Tidak peduli jelek baiknya. Ini bukan hanya tentang saya/anda, tapi tentang mengapa saya/anda tetap memperhatikan siapa saja yang ingin saya/anda perhatikan. Kerumitan hidupnya adalah jalan cerita yang ingin diketahui. Karena itulah saya dan mereka berbagi peran. Dimana dia yang satu bercerita dan yang lain menjadi seorang penonton, atau sebaliknya. Mengapa kalian begitu menarik di mata saya? Wahai teman-temanku, sesungguhnya hidup kalian penuh intrik dan drama!

"Kamu adalah bioskop termegah.
Dalam sebuah iklan, kau menawarkan beberapa judul yang menjual cerita tentang hidupmu. Di sana menampilkan sinopsi singkat yang membuat saya penasaran mengapa kamu begitu layak untuk ditonton. Dengan memperlihatkan suatu gambar untuk menjual sosok, sebuah 'cover' yang indah.

Aku datang. Ruang tamu kehidupanmu cukup nyaman, seperti ruang tunggu untuk menimbang dan memilih tayangan apa yang ingin aku saksikan. Ruang itu adalah loket. Tak peduli berapa biaya yang harus kukeluarkan. Sungguh aku ingin membayar setiap sen untuk melihat kisah dalam jadwal tayang sore-mu.

Baiklah, film apa yang kau putar? Dan mana yang paling menarik? Horor, untuk kehidupan yang membuatmu ketakutan. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu takut? Sungguh aku tidak ingin. Action, untuk kehidupan yang membuat letih jatuh dan berlari. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu mengeluarkan peluh? Sungguh aku kurang tertarik. Komedi, untuk kehidupan yang membuatmu patut ditertawakan. Mengapa harus bayar jika ingin melihatmu begitu terlihat konyol? Sungguh aku ingin mencari bagian yang lain. Drama, untuk kehidupan yang membuatmu hidup. Mengapa aku harus berpikir ulang untuk segera membayar? Sungguh aku ingin, tertarik, dan 1 tiket untuk menyaksikan bagian ini. Ke-drama-an mu.

Selama dua jam ke depan aku akan memaksimalkan seluruh inderaku. Mata untuk keanggunanmu, telinga untuk kemerduanmu, kulit untuk bulu kuduk yang merinding terpana olehmu, lidah untuk tertegun, dan hidung untuk memastikan aku masih bernafas, masih hidup, semakin hidup saat menikmati cerita hidupmu.

1 tiket untuk 1 kursi kecil dalam posisi tegak. Sedangkan kau!!!! Kau begitu besar dalam layar beratus-ratus inchi! Kau paksa aku supaya fokus. Jika aku bosan, kamu sediakan kudapan yang bisa aku beli di dapur yang terletak dekat ruang tamu. Dapur yang menjual pop corn, nachos, sandwich, soda, ataupun cokelat hangat. Sebuah antisipasi yang terencana.

Sial!! bahkan kau belum memulai ceritamu, tapi kau sudah sajikan cuplikan-cuplikan menarik dalam trailer yang menggelitik rasa ingin tahu yang diwakili oleh kalimat, "next time, film ini harus gue tonton deh!".

Drama. Drama. Drama. 2 jam penuh drama. Drama. Drama. Drama. Aku melihat sekelilingku. Ada yang menangis. Ada yang yang tertidur. Ada yang tak berhenti mengunyah pop corn. Ada yang mengutak-atik handphone. Ada yang berciuman. Ada yang mengejekmu. Ada yang tetap fokus. Dan aku yang mencoba untuk mengerti jalan cerita, mencoba menikmati, kadang tertawa, sering terpana, sesekali-kali menggelengkan kepala. Tapi kau tidak peduli didalam layar lebar mu, kau tetap : Drama. Drama. Drama.

Selesai, dan lampu exit menyala. Penonton tidak diperkenankan berkomentar. Keluar dari pintu yang sama namun dengan pemikiran dan tanggapan berbeda. Tidak ada kotak kritik dan saran. Kita hanya bayar untuk menonton film, bukan untuk berkomentar, Bung!

Lampu dinyalakan kembali. Kehidupan penuh drama, dalam bioskop termegah."

Ps : bagaimanapun jg, aku tetap menanti aksi tegang kalian, jeritan horor kalian, dan jatuh cinta pada kelucuan kalian. Kalian yang sangat : Drama.

No comments: