Tuesday, March 11, 2008

Supremasi basi

Penelitian yang didasarkan oleh penulisan ilmiah, kentut!! Sebagai lambang supremasi dari apa yang telah dipelajri bertahun-tahun. Ini adalah sebuah pembuktian. Memang dunia pendidikan menuntut para pelajar untuk menjadi seorang yang bisa menghasilkan sesuatu yang bisa membanggakan dirinya. Bangga? I wish..

Beberapa hari ini, udah seminggu lebih sih, gua harus merelakan diri untuk diperbudak oleh yang namanya skripsi. Diburu sama jadwal sidang yang sudah menjelma menjadi pemburu liar. Tapi gua bukan binatang, tapi bintang, haha. Apabila bersinar terang maka si pemburu menjadi kagum, atau malah maklum karena dirinya tidak dapat memburu si bintang dengan senapan kebanggaannya yang disebut deadline.

Ah, teori!! Tetep aja gua pusing, sial.. inilah risiko yang harus diambil oleh seorang mahasiswi ngotot yang pengen lulus periode dekat, tapi juga ngelamar magang (dan ternyata dapat panggilan) dalam waktu yang semakin dekat. Apa risikonya? Tiba-tiba mata menjadi kabur karena kelelahan melihat jarum jam tangannya berputar beberapa kali cepat dari putaran yang wajar. Kalo ada waktu senggang, bikin jadwal atau list to do setiap hari supaya punya deadline sendiri yang harus dipenuhin. Mabok laut karena ikan hiu yang dikenalnya sebagai pembimbing skripsi menggoncang-goncangkan kapal, setir pun bergoyang tak bisa dikendalikan.

Maka dipilihlah jalan rajin sembahyang dan mengaji supaya layar komputer yang dijadikan berhala selama ini tidak membuat gua jadi musyrik. Menganggap perpustakaan sebagai tempat wisata sangat indah. Menjadikan buku sebagai lauk yang sangar gurih, bahkan saat makanan pokoknya lupa disantap. Membuat jadwal rutin : bangun pagi kerjain skripsi, siang bolong bimbingan sripsi, sore-sore saatnya browsing bahan skripsi, dan malam hari mimpi buruk karena skripsi ga jadi-jadi.

Banyak yang bertanya,

Orang lain : ”Skripsi lo udah nyampe bab berapa?”

Gua : ”Bab sebelas”

Orang lain : ”Gila keren banget lo!”

Gua : ”iya, disingkat jadi bablas”

Orang lain : ”Gobloookk”

Demi skripsi, demi lulus cepet, demi eksistensi, pokoknya gua harus rela diperbudak, harus rela bolak-balik naek damri reot, harus rela ngeliat muka dosen pembimbing gua sering”, harus rela ngejajanin duit beli makanan dalam bentuk print-an kertas, harus rela mengganti hobi potografi jadi potokopi (ini mah lebih, soalnya gua gak hobi potokopi, hanya menjadikan kalimat lebih indah dibaca), dan harus rela memakan janji-janji manis si objek penelitian yang katanya bersedia di wawancara tapi malah gak punya waktu. Maka janji manis itu akan kuserapahi saat ia menjelma menjadi janji palsu.

Sumpah, gua sadar gua ngotot banget. Pengen skripsi, tapi juga pengen magang. Makanya skripsi ini harus dikebut, gua ambil risikonya sebagai pembalap paling pemberani. Konsekuensinya akan terlihat nanti, tapi gua harus yakin kalo gua bisa tetap berada di jalur yang seharusnya dengan speed yang terus dipicu. Walaupun napas jadi terengah-engah karena udara semakin sedikit padahal helm yang gua pakai bentuknya gak mengecil, tapi kenapa ruang buat udara semakin sempit??

Gua jadi inget film ”Angkot Haji Imron”, dimana si tokoh utamanya merupakan seorang mahasiswi yang sedang menjalani skripsi tentang transportasi di Ibukota. Doi sampe rela jadi kenek angkot, dan memangkas rambutnya (bok??? Gua si ogah, haha, kayak gak ada judul penelitian lain yang lebih ok aja).

Siapapun kalian, marilah luangkan waktu sejenak. Ambil posisi seraya mengangkat tangan dan berucap, ”Tuhan, tolonglah Vintya. Mudahkanlah ia dalam menjalani skripsinya. Tunjukkanlah ia arah-arah yang benar. Murahkanlah pintu hati dosen pembimbing dan pengujinya, amin...” Makasi ya, mau baca kalimat doa tadi selengkapnya, dengan kata lain, Anda mempunyai kontribusi untuk ikut mendoakan saya. Sesungguhnya vintya sangat berterimakasih karenanya dan mendoakan Anda supaya lebih banyak rejeki, ketemu jodoh yang paling baik, sehat walafiat dalam kebahagiaan masa depan yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya, amiiinn.. Inilah salah satu bentuk simbiosis mutualisme dalam dunia cyber.

No comments: