17 maret 2008,
Keadaan saya saat ini dapat dipastikan butut. Letih dengan rutinitas yang berkutat dengan penelitian yang metodenya tak dimengerti. Belajar dan belajar. Aku mempelajari hingga dari awalnya tidak mengerti sama sekali, menjadi sedikit mengerti, dan aku yakin aku akan mengerti. Pernah suatu saat aku tertidur dengan posisi tangan di atas tuts laptop yang sudah layarnya sudah ngaco karena tak disayang pengurusnya. Kecapaian. Bukan cuma fisik, tapi juga pikiran. Terlalu banyak yang ingin kulakukan dalam satu waktu hingga ada ketakutan bahwa aku tidak bisa menjalankan satu diantaranya.
Tapi kemauan ini begitu kuat, maka setiap malam hari aku selalu membuat jadwal maupun deadline, dan setiap pagi aku mengecek apa saja yang harus ku kerjakan hari itu. Sedangkan di siang sampai sorenya akan ku ceklis satu persatu rangkaian list to do itu. Capai, tapi harus kupaksakan diri ini supaya tidak lalai.
Tadinya aku merasa kesal, sangat. Pertama, dosenku yang terlalu perfeksionis jika dibandingkan dengan dosen pembimbing temanku yang lain. Dan dia pula yang memaksaku untuk menggunakan metode itu, tapi dia tidak ingin memberi pelajaran dengan menyuapi, terlebih dulu ia suruh aku mandiri. Dengan segala kesibukannya, kepintarannya, keperfeksionisannya, dia memang aneh. Yang kedua, metode ini. Metode ini benar-benar tidak kumengerti. Sudah dua minggu ini, aku selalu terjaga sampai malam, mengejar apa yang harus kukejar supaya perkembangan dari apa yang sedang aku kerjakan menjadi signifikan. Tapi sumpah mati, susah. Bahkan si pengolah data sempat-sempatnya sms saya tengah malam berkata bahwa ia bingung mau diapakan variabel-variabel itu? Tapi, si pengolah data itu begitu sabar dan baik hati. Ia memahami bagaimana perjuanganku, yang rela bolak-balik pagi dan sore ke bengkel statistik tempat ia bertapa untuk sekadar mengambil data atau berkonsultasi. Sedangkan siangnya aku semedi di perpustakaan atau di warnet mencari data, atau malah menyebarkan kuesioner pada 125 responden dan mewawancarai beberapa diantaranya. Sedangkan malam harinya aku harus menganalis data statistik dan menginterpretasikannya dari sudut pandang disiplin ilmu yang kupelajari. Jadi, si pengolah data juga semangat membantuku, dengan senyum. Kadang aku malah iba pada diriku sendiri, melihat mata cekung dan warna hitam yang melingkar di sekitarnya. Keempat, narasumber objek penelitian yang selalu memberikan janji manis tidak muncul juga, bahkan sudah dua minggu ini dia masih ingkar, dan membuahkan janji palsu. Dan kelima, aku begitu merasa sendiri, bagian ini aku yang tahu.
Tapi ditengah-tengah kekesalan itu, atau saat merasa iri dengan teman-temanku yang menjalaninya dengan santai, aku benar-benar merasa letih. Bahkan terlalu letih untuk mengeluh dan kesal. Hingga akhirnya aku menangis. Setelah capai menangis, aku mengikhlaskan semua. Dan ternyata, ajaib, setelah ikhlas, aku mendapat kemudahan. Terima kasih Tuhan.
.jpg)
Setelah dua minggu ini, alhamdulillah data sudah diolah dan bab 4 sudah setengah jalan. Deadline, minggu depan aku sudah bisa menyelesaikan bab1-4. Kenapa diburu-buru? Bukankah sidang skripsi masih akhir April atau awal Mei? Karena aku sudah pasti akan bedol desa ke Jakarta awal April-Mei ini, ada kegiatan lain yang menunggu. Jadi aku hanya bisa izin ke kampus hanya 1-4 kali dalam satu bulan (hanya pada saat sidang komprehensif dan sidang skripsi). Memang nekat. Tapi tak ada kesempatan yang boleh dilewatkan. Kalaupun sayang untuk melepaskan keduanya, maka jalani keduanya dengan maksimal pula. Maka akan kubereskan skripsiku ini sebelum aku menjalani yang lain. Cepat bukan berarti asal-asalan. Punya pekerjaan lain bukan berarti tidak fokus pada pekerjaan saat ini. Pekerjaan berikut yang menanti akan kujadikan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan saat ini dengan maksimal. Tak peduli bagaimana letihnya badan dan pikiran, yang penting ingat makan kan? Bukankah segala sesuatu harus ada usahanya. Ganjaran yang dibayar oleh biaya. There is a will there is a way.. and I will always need your pray..
24 Maret 2008
Keadaan sudah tidak terlalu butut. Setelah super long wikend terlewati, kini saya harus kembali. Deadline terpenuhi. Bab IV sudah beres, tinggal minta evaluasi dan direvisi. Okey, let me do the rest..