Tuesday, September 2, 2008

aku bilang

Mereka bilang, ini adalah bulan spesial
Dan terutama bagiku..
Berusaha kulewati dengan ketabahan
Dan kuserahkan dengan keikhlasan
Untuk sesuatu yang yang tak bisa kurelakan
Dalam keadaan yang menuntut praktik sebuah kesabaran


Mudah-mudahan ini merupakan awal dari segalanya
Yang membuatku tersadar bahwa diluar sana banyak hal yang tidak dapat dipaksakan
Menerima bahwa aku bukanlah yang dulu
Karena tiba-tiba, apa yang aku punya bukan milikku


Di langit, bulan kadang nampak kadang tidak
Menerangkan arti kegelisahan yang menerpa banyak mahluk di bawahnya
Mereka lamunkan sebuah kekosongan, yang bermetamorfosis menjadi kepedihan
Kenyataan yang tidak ingin dihadapi dan mimpi indah yang terus menghantui


Beberapa hari yang lalu, setiap pagi selalu kuawali dengan terduduk di sebuah kursi di pinggiran lapangan tenis berwarna biru
Ada ring basket disudutnya, dihiasi rangkaian pepohonan paku
Titik air menyelemuti setiap inci karena hujan mengguyur tempat yang sering disinggahi
Setiap orang teriak, setiap orang tertawa saat raket tenis menggebuk lemparan bola
Tapi pagi itu berbeda, aku melihat seseorang yang sedang asyik bermain dengan sebuah tembok
Begitupun dihari selanjutnya, ia sendiri, tak berkawan, dan penuh peluh
Lalu kutanya, dan ia menjawab dengan bahasa yang tak mudah kupahami
Ia berbeda dengan kita, Tuhan lebih menyayanginya
Tuhan tidak membiarkan mulut ciptaanNya tersebut berkata hal yang tidak pantas
Apa yang ia alami bukanlah kekurangan, tapi kelebihan
Tidak seperti yang sering mahluk lainnya katakan
Setelah hari itu, aku tidak pernah melihat ia lagi, tanpa sempat kuketahui siapa ia..


Dan sebelum kuakhiri malam, genangan air yang kulihat masih menari pelan
Ia masih disorot lampu pinggir kolam, tak ada riak
Tidak ada yang beratraksi didalamnya, dan tak terdengar pula canda tawa anak-anak
Atau mata seorang Ibu yang awas mengamati buah hatinya
Malam itu, di pinggir kolam itu, aku hanya bisa melihat langit yang begitu kelam


Di tempat mereka berpijak, aku lebih banyak terdiam
Dan di daratan ini pula, aku lebih banyak bertanya
Tentang sebuah tanda tanya besar
Dan keinginan untuk menjadi sepertinya
Bahwa aku ingin menyamainya, perasaan yang ia punya
Memahami dan selalu mengerti
Bahwa kini aku harus membiarkan semuanya berubah
Aku tidak akan selalu begini.

No comments: