Wednesday, September 17, 2008

memoar fajar

Selamat Pagi!!
Teringat oleh ucapan salah satu dosen waktu jaman kuliah dulu (haha, asaan baru lulus 4 bulan yang lalu), beliau bilang, “Kapanpun itu, ucapkan salam dengan kalimat ‘selamat pagi’ supaya kita tetap merasa berada dalam suasana pagi sepanjang hari. Tak peduli ketika itu siang sore atau malam.” Dan sesungguhnya, tidak pernah saya amali petuah bijak itu, hehe.. Bukan apa-apa, cuma gak enak aja mengambil gaya atau ciri khas orang lain.. Lagi pula si empu-nya petuah hanyalah suhu, mahaGuru.. bukannya Raja yang bisa membuat saya merasa sebagai abdinya..

PAGI, semangat.. memang pantas jika saya membenci kata tersebut. Haduh, yang ada malah nguap-nguap gak karuan, tidur di gerbang pintu tol, bengong sambil merem alias ketiduran lagi. Amnesia adalah kata yang tepat untuk menjawab kapan terakhir kali saya semangat melakukan aktivitas di pagi hari..

Aha!! Saya pernah mengenal kata itu, sewaktu TK mungkin.. Mungkin? Haduh vintya, menggunakan kata ’mungkin’ menandakan bahwa kamu tidak ingat kejadian itu.. Yah maklum, short term memory lost, wajarlah kalau kita tidak mampu mengenang peristiwa belasan tahun lalu. Huuumm, pun saat hari pertama masuk sekolah dengan menyandang gelar sebagai anak SD terlupa sudah. Ohooo, barang kali sewaktu hari pertama masuk SMP? SMU? KULIAH? Boroooooo!!.. yang ada malah males, udah zaman ospek”an sih, hehe tapi bukan berarti saya malah bolos ya.. Humm, salah besar, tiap hari selalu datang, mengerjakan tugas-tugas, dimarah-marahin, yah pokonya menjadi orang yang rendah hati saat ada orang yang merendahkan diri.. SIAL, hahahaha..


Oh iya, sekarang saya ingat.. Saya merasa sangat semangat datang pagi ke suatu tempat, pagi itu terhitung mulai tanggal 26 Juni – 7 Agustus 2007.. Summer Camp. Ya enggaklah, saat itu saya memang masih membenci kata ’semangat’, tapi saya bisa merasakannya.. Pagi ini kembali ke pagi setahun kemarin. Teringat tentang sebuah kisah melodramatis yang bisa membuat tersenyum kapanpun saya mengenangnya. Berbagi sedikit cerita, tanggal 25 Juni adalah kali pertama saya melihat malaikat itu, dan mengamatinya dengan penuh kekaguman di siang hari. Dia berada tepat dihadapanku, menyuapkan nasi sedikit demi sedikit sambil terlamun. Aku memandangnya, ingin sekali bertanya, ”Apakah kamu sakit?”.. tapi niat itu kuurungkan, takutnya dia malah bingung. Karena, apabila dia balik bertanya, ”Sakit apa ya”.. nanti aku khawatir dia akan berkata, ”Sakit sewaktu terjatuh dari surga..” Yayayaya, semenjak hari itu saya menjadi senang datang pagi..

Tapi kini roda waktu sudah berputar, menggilas kerikil-kerikil kecil yang menghadang lari kereta yang sedang berkelana. Dimana para penumpangnya mulai terguncang dan mulai meminta kepada sang kusir untuk menghentikan laju si kuda. Berhenti, keluar. Kemudian mengambil jalannya masing-masing, memasuki hutan yang tak dikenalinya. Kemudian disibukkan dengan dunia baru yang membuatnya lebih terkagum. Baik-baiklah..

Wake Up! Iya, iya! Saya sudah bangun dari lamunan ini, lamunan teraneh dikala jari masih bisa mengetik kata demi kata tanpa henti.. Mencatat seluruh gambar yang ada alam pikirkan.. mereka ingin dikeluarkan, mereka ingin diungkapkan lewat lukisan kata-kata.. Sebuah memoar di pagi hari..

Sinar pagi membuat mataku memicing, tapi aku merasa sebuah kesenangan.. sapaan dari matahari yang mengerling manja, dan ku balas dengan pejaman singkat mata kiriku dari balik kaca..

No comments: