Friday, July 18, 2008

kosong

Padang itu begitu luas
Dihuni ribuan pasir yang malu tertiup angin
Pun seorang musafir yang menikmati kesendirian
Sebuah jeda panjang
Fatamorgana membuatnya semakin tersesat
Merindu matahari sebagai petunjuk
Rasi bintang hanya menambah penat

Untuk apa menutupi wajah dengan cadar
Tidak ada yang akan melihatmu, wahai musafir
Engkau adalah sendiri
Ketika kau belari, 5 detik dan jejak mu dihapus
Angin kejam yang tidak berdaya menyemilir
Menemani dalam kesunyian
Bersama suara genderang di tengah gurun

Ketika pasir membentuk gunung
Ketika kaktus menjadi tandus
Ketika musafir menjadi fakir

dan aku berada dalam fana

Karena engkau..

Percayalah bahwa aku sangat ingin menjaga kepercayaanmu
Aku pernah kehilangannya dan takkan pernah kembali utuh sekeras apapun aku berusaha
Bagaimana bisa aku seperti ini
Merasa jatuh dan mencinta
Bersimpuh lutut mengharap dirinya membalas sama
Jatuh dan mencinta


Aku yakin ini lebih indah dari sekadar telaga surga
Walau saat emosi seluruh makian kita semenyakitkan kerak neraka
Tapi aku tetap mencintaimu
Dan karena cacian itu keluar dari mulutmu sehingga aku tetap nyaman

Kau mau tahu seberapa besar aku bersyukur akan dirimu?
Sebanyak kau mampu menghitung setiap nafas yang kuhirup untuk mencium aromamu
atau detak jantungku yang masih bergerak cepat saat kau menciumku
ketika pandanganku tak lepas mengagumimu
atau dikala perkataanmu selalu terdengar merdu
maka ingin ku jadikan sebuah lagu untuk menghormati moment itu

Sayang, aku tak bisa terlihat sempurna di matamu
Maka untuk itulah engkau bersamaku
Tuhan telah melengkapi diriku dengan sempurna
Seperti hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam
Aku akan selalu kurang tanpamu

Maaf jika aku membakar emosimu
Atau ketika aku yang menyulut emosiku karena cemburu
Karena kau milikku aku bisa tega berkata kasar padamu
Karena kau milikku aku bisa tega menuduhkan hal yang sebenarnya tak kupercayai
Karena kau milikku aku leluasa menyakitimu
Karena kau milikku aku tak pernah takut kehilanganmu
Malam ini kau sudah terlelap
Setelah memberiku sebuah pesan
Pesan romantis
Karena tulisan itu darimu
Kau tidak perlu berusaha apapun untuk menjadi romantis
Karena bagiku, dicintaimu adalah Maha Romantis

Ketika matahari esok pagi menyapaku
Kau tidak ada di bantal kita
Tapi aku tahu itu tidak akan lama
Karena aku akan membangun sebuah rumah
Untuk kita tempati
Dan sesungguhnya tidak akan pernah aku membagi cinta ini untuk yang lain
Aku hanya mencintai, telah, akan,dan selamanya
Untuk kemarin, hari ini, dan selamanya
Dalam rumah kita
Rumah yang kita bangun bersama.


22 juni 2008

---

Kata temen gua, ”jaga kesehatan ya men”..
Kata temen gua, ”sesibuk apa sih lo?”
Kata temen gua, ”sms gua kok gak dibales sih?”
Kata temen gua, ”sebenernya aku mau telfon kamu, cuma gak enak takut ganggu”
Kata temen gua, ”kemana kreatifitas lo dalam meng-update blog?”


Hahahaa, kesannya saya terlalu sibuk menjalani kehidupan baru sebagai seorang yang mengais gaji. Sebenernya dalam 2 bulan ke depan, saya mempresentasikan sebuah project. Cukup menyebalkan sih memang, karena harus dipresentasikan di depan jajaran BOD. Di antara 8 orang, mungkin saya yang paling keliatan gak niat, gak ada passion. Ketika orang memutarbalikan otak (emang martabak?) memikirkan project, saya malah sibuk memecahkan teka-teki dari email yang dikirim oleh seorang teman, ketika yang lain sibuk browsing cari informasi, saya malah lebih suka buka okezone.com, ketika yang lain memikirkan pekerjaannya, dan saya akan memikirkan apa yang tidak mereka pikirkan.

Saat ini saya juga lagi dalam tahap mengerjakan revisi skripsi (haha, butuh ijazah), bingung juga kenapa gak kelar-kelar. Tidak punya waktu ke Bandung, atau lebih tepatnya malas hingga tidak sempat menyempatkan. Pikiran pun bercabang, memikirkan sesuatu yang tidak patut disebut pikiran yang membuat kepikiran. Kemana saya setelah melewati dua bulan ke depan. Sungguh tidak layak untuk dipikirkan, kenapa? Untuk apa membayangkan apa yang akan terjadi setelah dua bulan, apabila yang harus kerjakan dalam dua bulan ini terabaikan.

Ketika angin berhembus ke selatan, maka badan berdiri menghadap ke utara. Mata pun menerawang, menelusuri liku untuk mencari jawaban. Jawaban tidak akan datang, karena pertanyaan pun belum ditentukan. Prioritas pun menjadi hal yang membingungkan. Dan aku akan tetap menganggap semua hal menjadi beban.


Mungkin benar bahwa saya belum berada dalam keadaan nyaman. Gua jadi merasa gak adil sama diri sendiri. Membuat kesulitan menjadi bumerang. Setelah tangan melempar dan tubuhlah yang menjadi sasaran. Intinya saya hanya bingung. Bingung dan bingung. Tapi setidaknya hal tersebut menjadikan saya sebagai seorang manusia.. yang selalu berpikir.. dan menyebabkan bahwa manusia itu menjadi sesuatu yang ada..

s-i-o-k-e

Namanya si oke..
Begitulah segelintir orang memanggilnya
Setidaknya 5 huruf itu yang mereka cukup ketahui : S-I-O-K-E
Hari-hari gua selalu ada si oke
Bangun tidur ada pesan
Berangkat ke kantor mengirim pesan
Selama di kantor saling memberi pesan
Pesan pesan dan pesan hingga hari itu berkesan

--

Akhirnya gua bisa lagi ngecek email, bisa nongol di friendster, bisa ngupdate blog lagi. Maklum setelah Nurdin M Top kehilangan partner, dia kayanya pengen ngerekrut gua. Padahal request friend dia di fs belum gua approve, eh polisi uda maen curigaan aja. Disinyalirlah gua sebagai buronan nomor tiga setelah Edi Tansil dan Nurdin M Top. Karena itulah, gua gak bisa sering-sering beredar di dunia nyata, apalagi dunia maya. Gagal pula usaha gua buat nge-apply jadi vokalisnya RAN. Percuma pake behel, percuma umur abg (ngarep!), percuma percuma percuma.

Hampir dua minggu ini gua tiba-tiba menjadi seseorang yang sok sibuk. Maka pertama-tama ijinkanlah saya meminta maaf untuk segenap temen-temen yang smsnya gak bisa dibales. Karena sibuk? Bukan. Gak ada pulsa, hehe. Gak kok, gua sendiri masih susah banget nyesuain diri sama kegiatan yang baru. Tiap pagi gua harus bangun jam setengah lima, apalagi kalau bukan untuk adzan subuh. Paling lambat jam enam pagi, gua udah harus jalan menuju peraduan, ngantuk dalam ruangan ngedengerin petuah dari jam set 8 sampai malam, bikin tugas, test/ujian tiap hari sebagai review, dan kembali ke rumah paling cepet jam setengah 9 malam. Sebenernya gua ngapain sih?

Tiba-tiba gua pengen kembali kuliah lagi (alah, ini kebohongan paling munafik! Yang jelas gua pengen kabur liburan), kangen sama matahari (ini juga bohong. Karena matahari, santi tidak dipilih oleh Rama. Ingatkah Anda dengan tagline iklan pemutih kulit yang mengatakan bahwa kulit sinta lebih putih dari santi?), kangen sama pacar, kangen sama temen-temen, kangen sama tidur nyenyak..

Tapi gua udah memutuskan untuk berhenti mengeluh, toh semua ini kan rejeki, dan awalnya gua yang mau, mudah-mudahan aja jadi berkah. Walaupun pekerjaan ini menjadi gua TUA DIJALAN, bok bayangin ya, memakan waktu 1,5 - 2 jam!!! (ibukotaaaaaaaa..). Yah mungkin bagi orang kebanyakan sih uda biasa ya, tapi buat gua yang kebiasaan jadi ratu ojek (5 menit kekampus)?? Well, gua tetap suka berada di kota ini. Oya, gua pernah digangguin orang gila dan preman lebak bulus pas hari naek bus. Sial emang! Gua harus mengasuransikan diri gua demi kemaslahatan (gini bukan sih nulisnya?).
Jadi begini loh, di sela waktu sebelum tidur, seharusnya masih ada beberapa hal yang musti gua kerjain, misalnya ngerjain revisi, ngerjain tugas dari Ibu Bos, tapiiiiiii, gua malah maen sama si blogy. Kangen juga nyoret-nyoret dan muntahin kamyu. Udah lama yah gak diurusin.. Maklum si karyawati baru belajar mencari nafkah dan dengan sangat kompeten untuk segera menghamburkannya, wakakak. Iya, kadang gua jadi merasa kasihan sama diri sendiri. Membiarkan diri untuk langsung tidur setelah kecape’an (alah kerjaan apaan sih lo? Lah, TUA DI JALAN kan juga bikin letih lemah dan lesu!!), memanjakan mulut untuk selalu mengunyah walau perut sudah tidak butuh bahan bakar, bangun pagi dulu-duluan sama ayam (boong ding, disini mana ada ayam?), kurang intens berkomunikasi sama si doi aka si oke, kangen sama masa-masa kuliah, membiarkan diri dipusingkan oleh project akhir.