Monday, January 28, 2008

Rully sering memberi Vintya, Vintya sering berterimakasih

Apa coba?
Gua cuma mau sounding rasa senang gua.
Kenapa?
Karena punya iPod baru!!

Sabtu kemarin gua ketemu ui, terus dia hadiahin gua barang itu. Baik banget ya dia. Kalimat tadi bukan pertanyaan tapi pernyataan. Shuffle warna orange. Lucu dan kecil banget. Walau dia tahu gua gak terlalu butuh musik dalam hidup gua, musik bukan jalan hidup gua, tapi dia tetep mau kasih iPod-nya buat gua. Jadi sebelumnya, keinginan untuk memiliki iPod pun gak pernah terlintas, mending duitnya di-save buat hal yang bikin gua puas dengan barang atau hal lain yang lebih menyenangkan diri. Tapi setelah dikasih dia, gua seneng. Karena dia sangat berniat memberikannya, dan niat tulus itulah yang menjadikan iPod tersebut mempunya nilai lebih.


Ok gini, ui udah punya iPod. Dan dia dapet iPod ini setelah dia ikut meeting dengan salah satu pihak yang bekerja sama dengan perusahaan dimana ia bekerja. Beberapa hari sebelum kasih iPod ini ke gua, dia bilang gini, ”Hari kamis ini aku meeting 4x, dari jam 9 pagi sampai jam 6 magrib. Trus malemnya masih ada dinner segala. Pasti malem banget kan nih pulangnya? Eh tapi si investor yang meeting itu katanya mau kasih iPod. Nanti iPodnya buat kamu aja ya.” Gua bilang, ”Gak usah ui, makasi”


Sehari sebelum kasih barang itu, dia bilang lagi bahwa kemaren dia baru balik dari meeting and dinner jam 11 malem. Dan ternyata benar bahwa dia mendapat iPod yang dijanjikan dari pihak investor. Adeknya (yang ngeliat) juga mau. Yaudalah gua tolak, gua gak mau terima tuh barang dengan alasan : (1) iPod bukan barang murah, bukan barang yang dibeli tanpa berpikir lama (2) gua kan bukan budak musik, gak terlalu butuh juga, (3) adeknya mau, yah kasih lah. Tapi dia malah bilang gini, ”Denger yah, walaupun aku belum punya iPod, aku juga bakalan tetep kasih iPod ini buat kamu. Karena dari pertama aku tahu bahwa aku bakal dapet iPod ini pun, aku udah niat mau kasih ini ke kamu.”


makasi ya makasi, u are too much
Beruntungnya diriku mengenalmu, hehe. Hal itu pula yang dikatakan oleh temen-temen gua (mereka juga kenal ui) pas gua pamer, haha. Mereka sirik, dengan mengeluarkan kata-kata tidak percaya yang diakhiri dengan menyebut berbagai macam nama dari bermacam kategori. Ada yang menyebut nama tuhan dengan berkata, ”Oh My God”, ada yang menyebut nama binatang peliharaan, ”Anjing, arva”, ada yang menyebut nama mahluk halus, ”Setan, enak bener”.. yah yah yah, tapi mimik mukanya sama, gabungan dari sirik dan mikir kok ui baek banget, haha. Padahal iPod doangan aja, haha.. gua gak pernah kepikiran bakal ngebuang uang gua buat beli barang beginian.
Sebenernya, ini bukan pemberian yang pertama. Dia juga suka kasih bajunya buat gua, pakai acara ngotot harus diterima. Lah, kan gua jadi gak enak. Kalo ada baju dia yang katanya "cocok nih sama kepribadian vintya", doi kasih lah ke gua. Macam apa aja kan gua? Contohnya baju tengkorak yang dia kasih. Katanya, kepribadian vintya seperti itu (?!... cinta laura suka tengkorak. Vintya suka sama cinta laura. Vintya suka tengkorak). Haha, dia menggunakan (.. apa namanya dalam pelajaran bahasa indonesia SMA doeloe), lagian ya ui, siapa yang suka sama cinta laura??? Makasi ya, selalu ingat gua saat mendapat sesuatu. Tapi lebih baik, barangnya digunain buat kamu aja..
Yah, gua seneng punya iPod dari dia. Bakal gua jagain. Bakal gua sayang-sayang, iPod beserta yang memberikannya. Makasiiiiiiiiiiiii yaaaaaaaaaaa.. ;)

selamat jalan, Pak



Selamat jalan, Pak Harto.


Saya melihat, banyak sekali masyarakat yang mengantar kepergian anda. Mengingatkan saya pada si komo, jakarta macet gara” bapak lewat. Walaupun tidak mempunyai hubungan apapun, mereka bersedia berdiri di sepanjang jalan, melepas anda sambil melambaikan tangan, bahkan sesekali menyeka air mata. Ikhlas, walaupun anda pun tidak membalas lambaian itu. Bukan untuk sekadar menjalankan politik ’asal bapak senang’. Ironi, beberapa merasa sedih saat apa yang sedihinya sudah tiada. Tidak, ini bukan ironi, ini adalah hal biasa.


Saya tidak pernah membenci anda sama sekali. Tapi saya juga bukan pendukung bapak yang setia. Empati dan antipati terhadap anda tidak hinggap dalam diri saya. Saya mengenal anda, dari film dokumenter yang diputar setiap tahun pada tanggal 8 Juni dalam rangka peringatan ulang tahun anda. Saya melihat bapak naik sepeda gandeng, main golf, mancing ikan, metik buah di Mekar Sari. Bapak tersenyum bahagia, dengan mata sipit. Saya juga ingat betul waktu istri bapak lebih dahulu berpulang ke Rahmatullah. Seluruh stasiun tv baik nasional maupun swasta saat itu banyak yang mengalunkan lagu yang salah satu liriknya, ”betapa hatiku takkan pilu, telah gugur pahlawanku..”, humm tapi saat ini, lagu ini kenapa tidak begitu sering didendangkan untuk anda ya? Yah setidaknya pemerintah meminta kesediaan rakyat untuk memasang bendera setengah tiang hingga tanggal 2 Februari nanti.


Tapi sayang, pak. Sepupu saya yang sedang duduk di bangku kelas 6 SD hanya mengenal pak Harto sebagai tukang jahit langganan ibunya. Apa nama bapak tidak terukir dalam sejarah untuk dikenal mereka yang dijuluki tunas bangsa?


Saya tidak percaya kalau nama bapak tidak dielu-elukan dalam buku pegangan sejarah anak SD. Apa sejarah masa kini terlalu rumit atau membingungkan? Banyak sejarah yang sengaja ditiadakan dan dibuat sesuka hati dalangnya. Bapak kan Bapak Pembangunan. Bagaimanapun juga, saya pernah merasakan enaknya hidup di jaman keemasan bapak. Dimana 1 USD senilai Rp. 2000,00. Bok???? murah ya.. Banyak ko yang sudah bapak lakukan. Tapi sesuai dengan peribahasa ”karena nila seitik rusak susu sebelanga” atau ”panas setahun dihapus hujan sehari”.. orang-orang membutakan dirinya, mereka hanya bisa melihat kerusakan yang dialami negara dan imbas terhadap diri mereka karena ulah peninggalan atau warisan bapak yang berupa hutang.


Tapi saya tidak pernah benci bapak kok. Saya melihat anda sebagai kakek-kakek yang kaya, rapih, dan cukup ganteng, yang punya anak dan cucu yang tak kalah ganteng pula sehingga salah satu teman baik saya beserta ibunya sempat tergila-gila pada anak dan cucu bapak.

Selamat jalan ya, Pak. Proses kepergian bapak begitu sulit, yah moga-moga ada hikmahnya, hitung-hitung sakit dan penderitaan di dunia menghapus sedikit dosa, lagi-lagi katanya lho.. Doa-keun semoga rakyat Indonesia pada pintar-pintar dan rajin bekerja, berpikiran terbuka, punya keinginan maju, saling tolong menolong, arif bijaksana, cerdik cendikia, budiman dan taat menjalankan perintah agama. Dengan demikian, kami bisa membangun bangsa yang sudah tua, dan dengan cara apapun yang penting bisa memperbaiki keadaannya satu persatu-satu. Cukup sudah semua penderitaan, musibah, dan hal tidak menyenangkan lainnya yang tidak kami kehendaki.

Semoga bapak tenang ya, diampuni dosanya, dan diterima di sisi-Nya. Seneng ya bisa deketan sama Bu Tien lagi, kan satu kompleks kan yah di Astana GiriBangun? Indonesia, sudahlah. Kita awali lembaran baru, dengan resep-resep baru yang kita racik sendiri dengan segala rasa kepositifan. Yang sudah biarlah berlalu, kita tidak mungkin bisa hidup bahagia dengan perasaan mendendam dan terus menuntut akan suatu ketidakadilan.

tabrak ambruk


kebodohan di Jumat Siang
25 januari, gua tolol. Gimana enggak? haha.. Gua nabrak pager dalem sampai ambruk. Mobil itu udah berenti kok (dalam posisi mati, dan gua udah sempet turun malah), tapi gua liat kalau mobilnya kurang rapet pas parkirnya, yaudalah gua mau majuin dikit lagi aja, tapi.. Gua lupa kalo mobil yang ini automatic.. B_R_AA_KKK!!! nabrak dikit.. Gua kaget, nyokap pun teriak kaget, yah gua makin kaget lah, makin lupa aja status tuh mobil matic, ya makin diteken lah gas-nya.. dan eng ing eng.. ditabrak semakin dalam dan pagernya tak kuasa ambruk. Selesai. Selamat, Vintya.

Untungnya, bokap nyokap gak marah. Tapi tetep aja gua kagaK enak. Eh tapi, seumur-umur gua udah nabrak 3 kali, bukan nabrak deng, nyerempet 3x. Dimana? Di parkiran rumah sendiri 2x, dan di parkiran rumah nenek 1x, haha. Anehnya, tiap kali nabrak ada aja kejadian yang gak ngenakin. Waktu nyerempet pager rumah pertama kali, pokoknya ada kejadian gak ngenakin yang gak bisa gua ceritain (haha, bukannya sok rahasia, tapi itu jaman sma, jadi udah lupa). Nyerempet kedua dengan objek berupa pilar parkiran rumah nenek gua, tgl 4 Agustus 2006 sekitar jam 7 pagi. Dan ternyata, jam 1 siangnya nenek gua meninggal. Nah, yang nyerempet kali ini bikin gua takut ada apa”, parno.. Mudah-mudahan gak ada apa-apa, semata-mata hanya perilaku ceroboh gua aja, amin..

Friday, January 25, 2008

feminist, anda mencintai perempuan?

Saya pernah ditanya oleh salah seorang teman setelah kami mengikuti perkuliahan tentang feminis, ”Kamu feminis, Va?” Terus gua jawab aja, ”Iya, gua mencintai perempuan” Terus kita berdua ketawa-tawa, lebih tepatnya merasa aneh dengan apa yang baru saya katakan sebelumnya, hahahaha. Menurut Narasumber perkuliahan, Aquarini, doi bilang gini, ”Siapa pun yang mencintai perempuan adalah seorang feminis.” Hmm, dan nampaknya saya memang mencintai perempuan. Gua gak suka ngeliat perempuan direndahkan oleh laki-laki dengan siulannya. Gua kasian sama perempuan yang sampai tega menjajakan dirinya untuk memperoleh uang dengan jalan pintas. Gua salut dengan perempuan-perempuan yang bekerja sekaligus masih bisa menjaga hubungan bersama keluarganya dengan baik.



Hoho, berarti.. laki-laki juga feminis dong? Tadinya gua kira begitu. Karena lelaki normal sudah pasti mencintai perempuan. Berarti feminis dong? Setelah dipikir-pikir lagi, nampaknya bukan. Kenapa? Kenapa? Karena sebesar apapun mereka mencintai perempuan, mereka tetap tidak bisa merasakan apa yang dialami perempuan tapi laki-laki tidak. Laki-laki tidak mengalami menstruasi, mereka juga tidak pernah merasakan bagaimana emosinya jiwa ini ketika menghadapi hal-hal remeh yang tidak sesuai saat perempuan sedang PMS (bok, naluri pembunuh terkadang muncul!), laki-laki juga gak pernah hamil atau ngerasain sakitnya melahirkan (konon, yang ini gua juga belum pernah ngalamin), dll.







Oke, oke.. seberapa besar feminis yang terkandung dalam diri gua? Kurang tahu ya. Karena gua juga gak terlalu paham atau bahkan mencoba mendalaminya pun tidak. Kurang kritis juga otak gua untuk berargumen tentang hal kayak beginian. Tapi biasanya, saat berdebat tentang feminis, pasti lanjutannya ngebahas tentang kesetaraan gender ataupun poligami. Iyaya, perempuan emang lagi giat-giatnya memperjuangkan supaya mereka diakui sejajar dengan laki-laki. Pendapat gua? Haha, jangan tanya, culun banget pasti jawaban gua.

Ayo berputarlah otak, cari tahu jawabannya!! Gua sih selalu mencoba menyikapinya dengan santai, karena gua yakin baik perempuan maupun laki-laki diciptakan sudah dengan kodratnya masing-masing, punya peran dan tanggung jawab tersendiri. Gender? Perbedaan antara laki-laki dan perempuan (eits, coba kita ubah urutannya ”perempuan dan laki-laki. Bahkan hal ini sudah ter-setting, urutan perempuan adalah setelah laki-laki) yang tidak hanya terletak pada jenis kelamin akan tetapi juga terletak pada peranannya masing-masing yang sudah dikonstruksikan oleh budaya dan masyarakat setempat. Misalnya, perempuan bisa melahirkan karena punya rahim, sedangkan laki-laki tidak. Itu namanya perbedaan secara seks. Sedangkan, perempuan harus bisa hamil untuk benar-benar menjadi perempuan yang sesungguhnya, itu berkaitan dengan gender, karena sudah menyangkut peran ataupun budaya.. Hahaha, lagi-lagi sotoy marotoy!!



Oke, balik lagi ke kesetaraan gender tadi. Gua belum punya argumentasi yang ok untuk mengomentari hal ini. Yah jalani ajalah kodratnya masing-masing. Kalau perempuan berani berteriak untuk disamakan yang sesama-samanya dengan laki-laki, berarti mereka harus siap dengan konsekuensinya. Mereka harus siap, mau, dan mampu melakukan hal yang dilakukan bisa, atau biasa dilakukan oleh laki-laki. Tapi coba deh dipikir, perempuan minta disetarakan? Berarti mereka mengakui bahwa ada yang tidak setara? Lebih rendah? Masalahnya sampai saat ini gua belum pernah denger ada kaum laki-laki yang minta disetarakan (maaf kalo ada yang udah pernah denger, tapi gua belum pernah tau, tolong dikoreksi). Ayo dong perempuan, kita harus pede. Gak usah repot-repot berteriak, minta diperlakukan sama. Langsung kasih actionnya aja. Kalau kita capable, apa yang kita lakukan dinilai baik, pasti dapet kesempatan kok untuk berlagak.. beruntung banget kita hidup di jaman sekarang. Gua jadi kasian sama Ibu kita Kartini. Dia dianggap sebagai salah seorang pelopor emansipasi di Indonesia, tapi gua gak tahu seberapa sering juga doi nangis karena di madu (or racun) sama lakinya? Well, hati Ibu kita Kartini siapa yang tahu? Hehe.



Ayo perempuan, kita harus menghargai diri sendiri. Sadarilah bahwa kita itu begitu indah. Percaya sama gua. Saat kita berpakaian seksi (apalagi telanjang), coba liat reaksi lelaki, huuhu kebanyakan gembira, seneng gila, kayak udah gak ketemu nasi ribuan tahun. Coba kalau laki-laki yang telanjang, haha kebanyakan dari perempuan bilang ”apaan sih jijik banget” (hoho, hati perempuan siapa yang tahu?). Oke selingan dikit ya, cewe pengen tampil semenarik mungkin dengan berdandan secantik mungkin, kenapa? Karena secara tidak sadar ingin dilihat cantik oleh laki-laki kan? Butuh pengakuan laki-laki. Berarti menganggap laki-laki lebih punya hak untuk menilai apakah perempuan terlihat cantik atau kurang cantik.

Bagaimanapun kita lebih unggul kok, kita yang melahirkan laki-laki. Tapi ironinya, nenek moyang perempuan yang bernama hawa hanyalah (berasal) dari tulang rusuk nenek moyang laki-laki bernama Adam. Bok??? makanya gak usah dipusingin, tapi asik juga ya? Udalah santai aja nyikapinnya.. laki-laki dan perempuan, riwayatmu kini..

Poligami, racun dunia

Masalah ini emang paling dibenci kaum perempuan kayaknya. Haduh haduh, kasih aja suaminya racun, hehe. Tuhan jangan sampai saya di poligami. Saya tidak kuat Tuhan jika pasangan saya harus mendua. Lebih baik mana? Pasangan anda selingkuh hati atau selingkuh badan? Kalau susah, gak usah dijawab. Biasanya laki-laki bilang gini, ”Nabi aja istrinya banyak.. atau Untuk menghindari perzinahan, makanya saya menikahi dia.. atau Ya pokonya banyaklah, mengatasnamakan cinta” Padahal serakah aja ya, laki-laki mau yang baru tapi gak mau ngelepas yang lama. Tapi yang si pemeran yang lama juga bego dah, mau-maunya diracun.




dilarang poligami!



Gua jadi inget cerita temen gua setelah dia mewawancarai seorang pakar feminis, ”laki-laki sering berlindung dengan membawa nama nabi. Nabi punya istri seginilah atau segitulah. Tapi apa laki-laki jaman sekarang tahu bagaimana proses sunatan di jaman nabi dulu? Digetok pake alat apa tuh namanya. Gak kayak jaman sekarang yang bisa pakai laser.” Well, pertanyaan gua sekarang, yakin mau nyamain dirinya dengan nabi? Yakin bisa melakukan apa yang dilakuin nabi? Sunat kayak jaman nabi mau?





Lagipula, yang gua tahu, yang dikawini nabi kan perempuan tua, nenek, janda-janda yang suaminya mati karena perang. Pertanyaan selanjutnya, yakin mau ngerawat nenek tua? Yakin mau cari janda yang kurang cantik? Nah, gimana laki-laki yang berargumen bahwa mereka berpoligami karena jumlah laki-laki lebih sedikit dari perempuan. Yang gua pernah denger dari seseorang, sebenernya jumlah laki-laki lebih sedikit dikarenakan kaum perempuan relatif mempunyai umur yang lebih panjang dari laki-laki. Makanya terdapat ketimpangan dalam jumlah perempuan dan laki-laki. Banyak nenek-nenek panjang umur yang merajalela dibandingkan kakek-kakek pendek umur. Pertanyaan berikutnya, yakin mau ngawinin nenek-nenek aja?







Kenapa perempuan gak bisa poligami juga? Haha, gua saranin jangan. Kenapa? Kebayang aja gua, kalau satu orang istri memiliki empat orang suami. Pas sang istri hamil, doi bingung itu yang lagi dikandung anaknya siapa dari suami keberapa? Haha. Kebayang gak ada ribuan perempuan kayak Sandi Harun yang ngetes DNA buat sekadar tahu siapa bapak dari anak yang sedang dikandungnya, hahahaha gak ngebayangin gua.. Well, sebenarnya gua gak ekstrim banget sih menanggapi poligami. Tapi jelas banget kalau gua gak pengen di poligami. Bahkan diselingkuhi oleh pasangan pun enggak bisa ngebayangin.



Cobalah untuk setia dengan pasangan masing-masing. Cintai mereka seperti saat pertama kali kalian menyakini bahwa dialah yang kalian cintai. Cinta seumur hidup. (haha, bok, bisa-bisanya gua ngomong gitu). Mungkin banyak banget alasan yang mendasari mengapa seseorang ingin me- dan di- poligami. Dan itu juga hak mereka. Tapi, yang namanya perasaan susah banget buat dibagi, apalagi jika pembagian itu menuntut keadilan, sama rata. Otomatis harus siap dengan konsekuensinya juga. Hmm, mungkin gua manusia biasa yang bisa hilaf, tapi kalau urusan mencintai seseorang, satu juga cukup. Karena yang tadinya dianggap atau dinilai gak cukup dalam sudut pandang gua, itu semua akan dipenuhi dengan sendirinya oleh dia yang dicintai. Fungsi dia adalah membuat menjadi pencinta. Dia adalah pelengkap dari ketidaksempurnaan.





Marketing Communication

Mari bersantai sejenak sambil menerawang bagaimana proses lamaran kita nanti. Atau, bagi yang udah pernah merasakan berpacaran, kenang kembali bagaimana proses Katakan Cinta yang pernah kamu alami. Dan, bagi yang PMDK alias Pendekatan Mulu Dapet Kagak, coba berjalan dan berdiri di depan kaca, kemudian telusuri apa yang masih kurang dari kamu. Banyak! haha..

Nah, hal-hal kecil tadi dapat juga dikategorikan ke dalam contoh marketing. Coba deh perhatiin, kejadian-kejadian dipengaruhi kepiawaian diri dalam menjual dan mengkomunikasikan apa yang kita punya supaya berhasil dalam menjalankan sepak terjang di dunia percintaan (?!apaan sih). Okey, sebelumnya, apa sih yang ada di pikiran kamu tentang marketing? Sekadar proses jual-beli? Dapet profit? Sorry man, marketing gak sesempit itu. Kalo sebatas itu doang sih, kamu cukup membayangkan tukang obat yang berteriak menawarkan barang dagangannya. Jadi, marketing itu apa dong? Apa perbedaan antara marketing communication dengan marketing yang dipelajari di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi? Well, dengan pengetahuan yang alakadarnya ditambah unsur sotoy yang teramat sangat, saya akan berbagi pengalaman selama kuliah di Konsentrasi Marketing Communication (MarComm).

Tak kenal maka tak sayang, giliran udah gak sayang malah sok gak kenal (?!apaan sih). Oleh karenanya, mari kita lihat definisi marketing. Menurut Kotler (Bapak Pemasaran Terkemuka,), marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Intinya, di dalam pemasaran terkandung beberapa unsur, yaitu needs and wants, demand, transaction, value, dan satisfaction. Namun, dua unsur terakhir tersebut menjadi faktor terpenting. Karena pada intinya, marketing bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan bagaimana cara membina hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu lama. Jadi, lupakan jargon “Lu orang ada uang, oe ada barang”. Kita ganti dengan kalimat yang lebih menyenangkan, “Lu boleh cek di toko sebelah, barang oe oke punya.. So, Lu orang senang, jualan oe pun laku keras ha.. (logat koko toko)”.

Bagaimana pun juga, seorang pemasar tidak hanya harus mampu menghitung dan menjual produknya supaya laku di pasaran. Dia harus mampu mengkomunikasikannya, pahami dan tanggapi apa yang diinginkan pelanggan, buat pesan semenarik mungkin (tentunya sesuai dengan kualitas produk, kalau tidak sesuai mah namanya kebohongan publik dong), tawarkan dan jual apa yang kita punya dengan menggunakan saluran-saluran pemasaran yang tepat agar meraih keuntungan yang sebesar-besarnya serta tercipta kepuasaan dibenak konsumen. Dan yang terakhir, bina hubungan dengan pelanggan dan timbulkan kepercayaan supaya mereka tidak kabur. Dengan demikian, marketing dapat diibaratkan sebagai proses “berburu”.

Nah, beda banget kan sama marketing yang ada di jurusan Manajemen? Mahasiswa komunikasi mempelajari bagaimana cara untuk berkomunikasi, bukan berhitung. Masih belum bisa menangkap point-nya? Sesuai dengan peringatan di atas (bahwa tulisan ini disertai dengan unsur ke-sok-tahu-an). Maka ada baiknya jika Anda menghubungi dosen-dosen konsentrasi pemasaran untuk keterangan lebih lanjut (Ingat, ini anjuran keras!!).





Logo himpunan Manajemen Komunikasi Fikom Unpad




Tulisan saya di atas tadi sempat dipublikasikan di in-house journal-nya jurusan Manajemen Komunikasi di Fakultas yang gua pelajari. Tujuannya sih supaya anak-anak kelas bawah bisa mengenal apa itu Marcomm lebih lanjut. Kenapa gua membahas hal ini di blog? Karena gua bener-bener suka dengan marketing. Gua merasa gak salah pilih konsentrasi. Walaupun sebenarnya apa yang gua dapetin di bangku kuliah sih gak terlalu sesuai dengan ekspetasi awal. Tapi justru karena keadaan itulah yang menuntut gua untuk belajar sendiri, cari tahu sendiri. Menyelami dunia marketing, banyak hal menarik, cerita menarik. Sekarang gua udah di semester-semester akhir (mudah-mudahan yang terakhir), minim banget bekel yang gua punya buat menghadapi dunia di luar sana.

Tapi, kok gua merasa jadi kayak anak SD yang baru masuk sekolah lagi setelah liburan panjang usai. Gua jadi antusias, berlomba menceritakan dan menunjukkan hal yang dialami selama liburan, dan kepengen tahu apa yang gak gua alami dari cerita temen-temen SD. Gua pengen tahu dan gak sabar menghadapi dunia kerja, dunia praktek yang sesungguhnya. Yakin bisa menghadapi dunia itu? Emang gak beban? Hehe, dari pertama kali gua milih konsentrasi ini, keyakinan pada diri sendiri menjadi hal yang penting bagi gua.
Menjadi pemasar yang baik, strategik, dan licik termasuk ke dalam salah satu keinginan gua. Coba pikir? Bagaimana bisa gua menyakini orang lain kalau gua belum bisa menyakini diri sendiri. Jadi, doain gua ya, semoga jalan gua dilancarin, dikasih dan ditunjukkin yang terbaik. Soalnya optimis sama takabur itu beda-beda tipi, wakakakak. Yah, gua doain lo juga kok, mudah-mudah hidup kita selanjutnya jauh lebih baik dari sekarang. Banyak kejutan di depan sana. Antusias? Takut? Nanti kita ceritain masing-masing ya di hari pertama kita sekolah nanti.

Wednesday, January 23, 2008

seseorang itu bernama Rully Anggia

Percaya gak? Percaya gak bahwa kita bisa tiba” merasa sangat dekat dengan seorang stranger dalam waktu yang cepat? Ya terserah elo sih, tapi hal ini pernah kejadian atau sedang terjadi dalam kehidupan gua saat ini. Pernah nonton film Closer yang diperanin Jude Law? Setahu gua, film itu juga bercerita tentang hubungan di antara beberapa orang yang saling berhubungan (temenan, sahabatan, pacaran, selingkuhan, bahkan suami istri-an) tapi ternyata mereka gak tahu tentang apa” tentang teman ataupun pasangannya masing-masing.
Ada orang yang dekat dengan gua saat ini, namanya ui. Gua baru 7 bulanan lah kenal sama dia, tapi sekarang (dalam waktu yang cukup singkat) dia sudah cukup tahu banyak tentang gua, begitu pun juga gua yang mencoba tahu banyak tentang dia. Gua bukan tipe orang yang gampang untuk menyerahkan diri (haha, kalimat panjangnya : gua susah untuk berbagi waktu, fisik, dan beberapa hal lainnya dengan temen” even temen maen/deket/baik). Tapi kenapa setiap hari selalu ada nama dia dalam list dialled numbers? Pun gua gak tahan harus berbicara lama dengan seseorang, kuping panas dan gak napsu juga harus nongkrong di telepon lama”. Tapi kenapa gua harus nunggu sejam dulu buat berhenti ngobrol sama dia? Seakan-akan untuk mendapatkan talktime 1000/jam dari Esia menjadi alasan pembenaran supaya bisa berkomunikasi sama dia lebih lama.
ui (ke satu dari kiri), karaoke-an bareng temen-temen magangnya..
Gua kenal ui saat job training di PT Astra International Tbk. Kebetulan rumah kita searah, jadi pulang dan pergi, ke dan dari Astra pun barengan. Makin sering bagosip lah kita, mendenger dia orang punya cerita, dan makin tahu hal-hal yang pernah terjadi dalam dirinya. Walaupun gua udah gak di Astra lagi, gua tetep berhubungan baik kok sama dia. Suka main bareng, berkunjung ke rumah, dan tiba” gua merasa senang karena punya orang yang sangat bisa diajak berbagi. Dan ini merupakan sesuatu yang spesial karena peristiwa seperti ini sangat jarang terjadi dalam hidup gua. Gini deh, pernah gak lo merasa menyudutpandangkan hubungan lo dengan orang di sekitar dengan cara mengkategorikan mereka dalam kotak-kotak yang sudah tersedia namanya. Misal, si A tercipta untuk have fun bareng, si B tersedia buat dicurhatin, si C selalu ada saat kalau pengen minta tolong, si D temen tapi demen, si E temen pengen dihantem, dll. Nah, gimana rasanya kalo kesemua itu komplit ada dalam satu orang?

ui (pokonya selain McFlurry)

Dalam waktu yang cepat, gua bisa merasa dekat dengan ui. Orang yang gak pernah gua kenal sebelumnya. Sama sekali. Kita bener-bener berada dalam dunia yang beda yang susah banget dicari benang penghubungnya. Bahkan di fs kita masing” pun gak ada link-nya, gak ada temen yang sama. Gua gak pernah ke daerah Duren Sawit sebelumnya, gua gak punya kenalan di Atmajaya, pokonya gua gak biasa dengan apa yang biasa dia lakuin. Temen gua bukan temen dia. Temen dia gak ada satu pun yang gua kenal. Istilahnya kita benar-benar dikenalkan oleh Tuhan, mungkin di waktu yang sudah ditentukan. Momentnya pas. Prosesnya pun cukup baik, jadi hasilnya pun menggembirakan.

Gua suka banget sama dia. Karena dia selalu nyimak apa yang gua omongin, walaupun content omongan gua ga penting. Hal menyimak itu udah kejadian hari pertama gua di Astra. Dia lucu banget, kayak anak kecil. Terkadang bisa sangat tegas dengan mukanye yang dewasa gila. Dia selalu bercerita apapun, kenapa gua jadi banyak tahu rahasia dia? (Ada yang mau tahu? Berani bayar gua berapa?) Dia menunjukkan gua tentang hal-hal yang sebelumnya belum pernah gua rasakan, ketahui, dan kenal.

Lewat tulisan ini, gua cuma mau bilang makasi ya sama dia. Seneng banget bisa sering spent waktu bareng, ngajarin gua tentang ini dan itu, support kalo gua lagi down, ngelawak tanpa diminta, mendongengkan kisah-kisah hidup dia yang aneh tapi nyata, menyadarkan tentang beberapa hal, mengenalkan gua dengan orang-orang maupun lingkungan baru, memaksa gua mengkonsumsi makanan dan minuman yang gak gua suka, menjaga gua seperti keluarganya sendiri, dikasih kesempatan mencoba hal-hal baru, mendampingi saat sidang, bertemu dengan marshanda di atmajaya (kamu benar bahwa dia telah bermetamorfosis, dari lala menjadi caca), ditawarin macem”, dikasih sumbangan baju (wakakak), banyak.. oya, didekatkan dengan keluarganya yang sangat ramah.







beberapa lama setelah jadi sarjana



Well, sebenernya gua gak tahu beberapa lama lagi akan kayak gimana. Apa masih bisa seperti sekarang atau malah punya dunia masing”. Tapi, yang gua harep sih hubungan kita masih sangat baik, bukan cuma sekadar pertemuan antar stranger yang singkat. Hidup gua saat ini udah terlanjur berwarna. Dan gua gak rela harus menghapus atau menimpa dengan warna lain. Menyenangkan bahwa dia pernah mampir dalam hidup gua. Kalau mau singgah lamaan, liat” dalamnya rumah saya, mari pintunya saya bukakan.. oh enggak ding, bahkan pintunya pun sudah gua jebol aja biar gampang dikunjungi.


thanks ya, ui..

partner dalam berkarya

Barusan gua abis berkunjung ke blogspot seseorang yang gua sebut partner. Liat-liat, telusur-menyelusuri, eh ternyata dia nge-post tentang keikutsertaannya dalam kompetisi iklan yang diikutin bareng gua. Namanya Farhan. Orangnya baik, sumpah baik banget.
Walaupun udah 3 kali ikutan lomba bareng dia, terus terang gua masih belum bisa terlalu kenal dan dekat. Abisnya dia diem banget. Lebih banyak mendengarkan gua yang bawel, lalu tertawa. Terlalu banyak memperhatikan tanpa meminta sebuah perhatian balik. Selalu memberi dan menawarkan dengan ikhlas tanpa mengharap balasan (ah sotoy, hati farhan siapa yang tahu, hehe). Yang jelas sebagai partner dia sangat menghargai gua. Sebagai art director, dia bisa menerjemahkan dan memvisualkan apa yang ada dalam pikiran gua yang berperan sebagai scriptwriter ketika mengusulkan ide. Sebagai seorang manusia, merugilah mereka yang tidak mengenal orang baik ini.

sehari sebelum nenek gua meninggal, kita sampe tengah malem ada di monas

Gua jadi inget pertama kali gua berpatner dengan dia. Kita hampir gak pernah ngobrol satu sama lain sebelumnya. Sapa menyapa cuma dijadikan aktivitas sekadar beban moral teman sekelas yang sudah punya geng dan dunianya masing”. Tapi gua tahu dia suka iklan. Trus gua yang sok kenal tiba” kasih tahu dia tentang blog atau situs yang membahas tentang iklan. Pasti waktu itu dia nganggep gua cewek aneh. Tapi, bukankah sesuatu yang kita sukai harus dibagi dengan orang lain yang juga menyukai hal yang sama (asal bukan urusan uang sama hati, hehe)? Beberapa lama setelahnya, tiba-tiba dia nawarin gua buat jadi partnernya di salah satu kompetisi iklan. Yang gua inget tentang sepenggal percakapan kita lewat sms :

Gua : Yakin lo? Gua gak jago corel (desain). Lo gak apa”?

Farhan : Gak apa-apa. Min sama min kan jadi positif!


Karena jawabannya itulah gua mau terima tawaran dia buat dijadiin partner, kreatif. Alhamdulilah kita bisa langsung dapat kesempatan jadi juara Harapan II. Lumayanlah buat debutan mentah yang gak pernah belajar tentang iklan. Mahasiswa dari Jurusan Komunikasi yang gak pernah diberitahu bagaimana mendesain sesuatu. Yang kami tahu, kami cukup kreatif kok. Hahaha. Kalau diinget lagi, kita cuma ketemu 3 kali ya pas bikin itu karya, tiap ketemu gak pernah lebih dari setengah jam, haha niat parah. Tapi lo selalu bisa memvisualisasikan apa yang gua bilang, bahkan saat gua sempet tega men-direct salah satu karya yang dirubah lewat sms?? Dan lagi-lagi, lo bisa ngertiin apa yang gua minta, good work! Partneran yang kedua, kita berhasil jadi finalis di layang kencana tahun lalu.

entry pas ikutan Creadtive UI, yang finalis Layang Kencana gak tahu kemana

Nah, sekarang kayaknya kita sudah punya kesibukan masing”. Mungkin lo masih sangat berniat untuk berkecimpung dalam dunia advertising. Sukses buat kedepannya. Thanks ya udah menjadi partner yang bisa diajak kerja sama melewati beberapa kompetisi. Semangat, kecewa, ataupun merasa antusias dan seneng bareng. Dan, makasi juga karena setelahnya, lo menjadi teman gua yang baik dan menyenangkan, mengingat di awal per-partneran kita, gua suka muter kepala mencari bahan omongan. Pengalaman kemaren bakalan selalu keinget, bahwa kita pernah mencoba untuk berkreatif dan menjelma menjadi orang kreatif.

daaagh nek

Hari ini gua balik ke rumah, pulang. Setelah menjalani Ujian Akhir Semester yang terakhir. Bener-bener yang terakhir. Gak kerasa masa-masa kuliah di desa terpencil itu akan segera usai. Entah bagaimana cerita penutupnya, masih dalam proses. Gua menunda keinginan gua untuk lulus Februari ini, biasa lah keinginan anak sotoy yang menderita terlalu lama kuliah dibaluri rasa jenuh. Gua males menghadapi masa-masa pengangguran, transisi setelah lulus dan belum dapet kerjaan. Gua masih pengen maen”, tapi kayanya kurang etis rasanya kalau menjalaninya dengan jabatan status ”bukan mahasiswa”. Gua males inilah gua ogah itulah, tapi yang jelas gua takut kehilangan moment” yang hanya bisa dilakuin saat gua bersama teman-teman yang otaknya ala kadarnya. Makanya gua memutuskan untuk menunda ke-hengkang-an gua dari kancah dunia pendidikan. Hidup Ki Hajar Dewantara!
Kita sedang liburan teman, hal yang menyenangkan. Liburan kali ini akan terasa panjang. Jalan lo sama gua harus berpisah dimulai dari sini. Tapi ini bukan perpisahan, kita baru saja memulainya. Jreeeenng!! Suara gong berdengung tanda dibukanya pintu perjalanan yang lebih panjang. Selesaikan urusannya masing-masing. Yang mau liburan dan mau santai silahkan. Yang masih ada kuliah pendalaman silakan didalami lebih lanjut (apakah kalian pernah punya pemikiran seperti ini sebelumnya ”UTS = Ujian Tidak Serius, UAS = Ujian Agak Serius, SP = Serius Pisan”, haha). Yang belum mengambil seminar, jangan stres ya. Yang lagi pada nyusun skripsi, gua mau tanya ya, ada yang tahu gak siapa pencetus awal ide supaya mahasiswa harus nyusun skripsi dulu kalau mau lulus? Bok, repot..



hari pertama di uas yang terakhir



Cipanas, selalu ada liburan bagi kelas eksis

rombongan mengantar detta, drama AADC



uas terakhir, berasa tua
Makasi ya buat pertemanannya dari kita masih cupu sampe sekarang yang gayanya masih tetep cupu, haha. Tingkat 4? Jijik ya? Dari pertemanan lingkaran kecilnya yang menjadi lingkaran besar. Makasi karena selalu ada saat diharapkan ada. Kalo lo gak ada, gua gak tahu gimana caranya ngedinginin hati dan kepala di desa kita yang panas itu (lebih banget gua, buat ngebesarin hati lo aja kali).. sukses di semester yang baru! Selamat berlibur, semoga menjadi liburan yang sesuai dengan apa yang telah dinanti. Sampai berjumpa di kesempatan mendatang..